Mohon tunggu...
Mini GK
Mini GK Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Muda Yogyakarta

Mini GK; perempuan teman perjalanan buku dan kamu ^^ Penerima penghargaan karya sastra remaja terbaik 2015 Penulis novel #Abnormal #StandByMe #LeMannequin #PameranPatahHati

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Industri Kreatif di Era Digital

3 Oktober 2019   14:56 Diperbarui: 3 Oktober 2019   15:40 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Member Kompasiana Yogyakarta | dokpri

Baru kemarin Rabu (2/10/2019) saya duduk manis sebagai pendengar aktif dalam acara yang diadakan oleh JNE bekerjasama dengan Kompasiana. Beruntung rasanya terpilih menjadi 20 orang yang bisa menikmati atmosfir sekaligus upgrade ilmu dalam acara yang diberi tajuk #JNEKopiwriting.

Saya awalnya tidak terlalu paham acara apakah itu. Baru setelah sepuluh menit acara dimulai otak saya langsung bekerja memaksa untuk ikut mengikuti rangkaian acara sampai kelar sebab acaranya sangat menarik dan boleh dibilang 'aku banget'. 

JNE Kopiwriting  sendiri ternyata usah digelar dibanyak kota sebut saja Bandung, Padang, Banjarmasin dan Malang. Nah semacam ketiban sampur, Yogyakarta menjadi kota keempat yang beruntung untuk didatangi JNE dan makin beruntung lagi karena JNE menggandeng patner kompasiana Jogja. Konon habis dari Yogyakarta acara serupa juga akan digelar di Cirebon.

Saya tidak tahu seperti apa serunya acara di luar kota namun yang pasti saya bisa merasakan semangat selama mengikuti acara JNE Kopiwriting Yogyakarta. 

Pada kesempatan kali ini saya bisa jumpa dengan narasumber yang saya yakini ahli di bidangnya masing-masing. Sebut saja Ibu Lucy Irawati selaku Kepala Dinas Koperasi dan UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta, lalu Bapak Adi Subagyo selaku Brand Manger JNE DIY Jateng dan terakhir adalah sosok inspiratif yang sulit untuk dienyahkan, beliau adalah Ibu Tunjung Pratiwi selaku pemilik Brand Abekani Jogja.

Acaranya sendiri digelar cukup santai dengan model talkshow interaktif di salah satu sudut Silol Kopi and Eatery. Konsepnya anak muda dan kekinian banget. 

Sayangnya acara ini tertutup hanya untuk undangan kompasiana dan beberapa media. Padahal menurut saya acara yang semacam ini bagus untuk disebar ke masyarakat khususnya mereka yang mendalami UMKM. Tapi ya mungkin begitulah tujuannya agar para kompasiana gencar untuk menularkannya lewat tulisan.

Mini GK hadir dalam JNE Kopiwriting Yogyakarta | dokpri
Mini GK hadir dalam JNE Kopiwriting Yogyakarta | dokpri
Bicara mengenai dunia UMKM dan perkembangannya, Ibu Lucy menjelaskan bahwa pertumbuhan UMKM di Yogyakarta itu sangat menggembirakan dan cukup bisa diacungi jempol. 

Saya sudah sering bertemu dengan Ibu Lucy dan beliau selalu mengatakan, "UMKM dalam berbagai krisis ekonomi masih selalu bisa bertahan. Untuk itulah bisnis ini harus mendapat perlakuan khusus." Maka dengan itu pihak pemerintah sejak 2019 mulai mendata UMKM untuk kebutuhan legalitas dan Ijin usaha.

"UKM itu usahanya sangat dinamis. Hari ini jualan pakaian, bisa jadi minggu depan ganti kuliner," lanjut Ibu Lucy saat ditanya UKM apa yang banyak berkembang di Yogyakarta. Dari catatan ada sekitar 16 subjek industri kreatif yang berkembang di Yogyakarta, 3 besarnya adalah kuliner, fashion dan Kriya. 

Masih dari Ibu Lucy, selain faktor iklim yang mendorong tumbuh kembang UMKM ada juga kelemahan UMKM yang berhasil dihimpun. Kelemahan UMKM antara lain:

  1.  Para pelaku UMKM biasanya mudah cepat dengan produk yang dihasilkan. Padahal seharusnya produk itu bisa dikembangkan lebih, namun berhenti hanya sampai bisa/ laku dijual.
  2.  Kreatifitas para pelaku UMKM tinggi namun kurang inovasi.

Lantas untuk mengatasi hal-hal tersebut, pemkot Yogyakarta juga sudah melakukan banyak cara. Dari Ibu Lucy saya mencatata sedikitnya ada 3 tindakan yang sudah sering dilakukan untuk meningkatkan produktifitas UMMKM yaitu:

  1. Menggelar pelatihan produksi, manajemen kewirausahaan dan packaging
  2. Melakukan pendampingan dengan memposisikan diri sebagai mitra modal dan juga pendampingan atas legalitas sebuah produk
  3. membantu pemasaran dengan menggelar [ameran dan kontrak bisnis dengan pihak lain.

Berdasarkan hsil pendataan Dinas Koperasi dan UKM Yogyakarta tahun 2017 jumlah UMKM di Yogyakarta mencapai 23.000. Hal ini tentu saja tidak semuanya diserap/ dibeli oleh orang Yogyakarta saja namun juga ada acara ekspor ke luar negeri atau pengiriman ke wilayah lain. Maka keberadaan ekpedisi pengiriman dalam hal ini contohnya JNE sangat membantu para pelaku usaha.

JNE dalam usahanya mendorong sekaligus memfasilitasi tumbuhnya peluang dan memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM menghadirkan yang namanya Friendly Logistics. Di mana ini adalah layanan untuk mempermudah pelaku industri kreatif dalam menjalankan bisnis. 

Menurut Pak Adi Subagyo, pengelolaan warehousing oleh friendly logistic dilakukan secara profesional dan terintegrasi langsung dengan layanan pengiriman. Layanan pengiriman ini mampu menyediakan update data jumlah stok barang dan status pengiriman tiap paket secara berkala.

"Warehous kami juga dibuka untuk para pelaku UMKM yang tidak punya lokasi namun ingin mengadakan kopdar, seminar atau acara upgrade ilmu lainnya," tambah Pak Adi Subagyo menjelaskan tentang fungsi dari warehouse JNE dalam mendukung para UMKM.

berbagai fasilitas dalam friendly logistic seperti digital marketing, warehouse, order fulfilment, technology development, shipping management dan delivery akan menjadi solusi yang ditawarkan oleh JNE agar bisa meringankan kerepotan para pelaku usaha dalam poses logistik yang dilakukan sendiri.

JNE Kopiwriting | dokpri
JNE Kopiwriting | dokpri
Sore itu juga kehadiran Ibu Tunjung dan Abekani membuat saya melek tentang pentingnya sebuah jejaring komunitas. Ya memang awalnya saya enggak kenal itu tentang Abekani, sekarang pun masih samar-samar kecuali dari sosial media. Menurut Ibu Tunjung adanya komunitas dan komunikasi antar anggota membantu dalam proses keberlangsungan bisnisnya.

Abekani sendiri merupakan produk rintisan rumahan yang berdiri pada tahun 2009. Merupakan produk kulit yang awalnya hanya semacam tali kamera, tempat ponsel, laptop yang modal awalnya hanya dua juta rupiah. 

Namun brand ini kini sudah mulai besar. Keunikan dari brand ini adalah memiliki komunitas pecinta tas kulit yang terbentuk dari facebook grup. Member aktifnya tersebar di kota-kota di Indonesia dan juga luar negeri sebut saja Hong Kong dan Qatar.

Bagi Ibu Tunjung sistem pemasaran dan penjualan online sangat membantu usaha kecil yang dirintisnya tersebut. Sebab baginya sistem offline membutuhkan modal besar beda dengan online.

Sedikit tips dan trik yang saya catat dari Ibu Tunjung dalam membesarkan Abekani adalah:

  1. Sesama member komunitas harus saling support
  2. memanag komunitas yang juga customer dengan sebaik-baiknya. Selalu melibatkan member untuk pembuatan barang baru (baik dari warna, desain sampai kualitas)
  3. mengadakan meetup secara offline agar semakin terasa dekat antar sesama member

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun