Karena kita seorang insan maka tempat kita di hadapan Tuhan adalah mulia.Â
Karena kita seorang berakal maka kedudukan kita di sisi Allah adalah utama.
Di antara makhluk Tuhan lainnya. Kita memiliki derajat paling tinggi.Â
Pun.
Di antara semua ciptaan Tuhan. Kita adalah manusia berbudi yang memiliki rasa etika dan estetika. Memiliki ketergantungan terhadap orang lain. Saling membutuhkan. Dan bersinergi demi kelangsungan hidup di masa yang akan datang. Tidak bisa kita hidup sendiri. Berdiri sendiri. Tanpa seorang pun mendampingi.Â
Namun terkadang. Manusia lupa. Pongah takabur dan sombong akan kelebihan yang ada para dirinya. Lebel kemuliaan keutamaan dan derajat yang tinggi yang diberikan Tuhan kepada Nya membutakan mata hatinya.
Sehingga tanpa sadar, tidak ingat. Bahwa upaya yang dia ciptakan atas bantuan orang lain. Tuhan terlibat atas dirinya.Â
Apa yang bisa dibanggakan tanpa pertolongan Nya. Bukankah hanya Dia sahaja yang pantas untuk mengenakan jubah kesombongan? Karena Dia punya hak untuk itu.
Merendahkan orang lain justru tidak akan bisa meninggikan kedudukannya. Mungkin iya di saat itu. Tapi tidak di lain waktu.
Merendah hatilah sehingga tak ada seorang pun yang mampu merendahkan. Merunduklah seperti padi yang kian menguning kian berbuah kian berisi. Tangkainya semakin menatap bumi.Â