Bahkan ketika kupandangi wajah tulusnya. Senyum indahnya terbungkus dalam pesona yang menawan.
Tertambatku kepada perangainya. Santunnya tak mampu kuabaikan.
Ialah pelabuhan hati. Belahan jiwa. Dituntun Tuhan sebagai penunjuk arah. Mendampingi raga ini, hingga ajal menjelang. Dan syurga sebagai tuju keabadian bersama.
Bahkan ketika kupandangi wajah tulusnya. Tatapan matanya seteduh hatinya. Lembut pula perangainya.Â
Ialah lentera yang selalu hidup. Ialah sinar yang tak tak kan padam.Â
Sehidup sesyurga.
25 Mei 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!