Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nagari Porak Poranda

24 Mei 2019   10:08 Diperbarui: 24 Mei 2019   10:31 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhan. Nagari ini diciptakan dengan perasan keringat para syuhada. Prajurit prajurit perkasa dari tanah kerajaan masyhur. Dari perasan keringat para pembela tanah ibu pertiwi. 

Tak ada satu pun tetesan darah dari kami rakyat Indonesia. Tanpa perjuangan dan pengorbanan. Harta nyawa dan harga diri sudah tak lagi membumi. 

Tapi kini nagari ini menjadi terpuruk dan porak poranda. Sejak lenyapnya sembilan puluh delapan kami bangkit. Kembali di tahun ini. Setelah dua puluh satu tahun lalu lamanya. Luka kembali menumbuh dan menganga. 

Tuhan. Kami dihantam prahara. Lenyapnya integritas. Membangunkan mereka menjadi pemimpin pemimpin tanpa naluri.  Mereka mengambil semua yang menjadi hak kami. Lihat mereka, Tuhan. Lihat...

Dengan bengis mereka menembaki kami. Dengan bengis mereka mengusir kami dengan kekerasan. Luka di raga tak sesakit luka yang ada di hati. Lihat Tuhan. Kami tak membawa apapun. Mereka dzalim kepada kami.

Jika kami bersalah. Lalu apa yang dilakukan mereka benar, Tuhan. Jika kami yang bersalah. Lantas apa yang dilakukan mereka itu beradab ya Tuhan. Lihat mereka. Menuduh kami makar padahal merekalah sebenar benarnya yang ingkar. 

Jika kami bersuara lantang. Menyuarakan hati nurani kami. Apa salahnya. Kami tertib melakukan itu. 

Jika kami bersuara lantang menyuarakan hak hak kami. Apa salahnya kami turun ke jalan. Kami tertib sesuai peraturan. Kami dilindungi oleh undang undang. 

Tuhan. Di bawah benderamu kami berjuang. Menegakkan yang benar itu benar. Dan sebaliknya yang salah itu salah. Lindungi nagari ini dari pemimpin munafik. Lindungi nagari ini dari  pemimpin dzalim yang tidak cinta rakyatnya. Terlebih Engkau ya Robbul Izzati. 

24 Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun