Jika saja tak lagi bisa kurengkuh. Hujan yang menetes, adalah embun yang berjatuhan. Lantas mendung tak bisa kubekuk, dengan sekali tepuk. Biar tak apa, biar tak mengapa. Akan kutanak air yang tumpah.Â
Jika saja hujan tak bisa kudermakan. Sebagai embun yang damai. Maka dimanapun air yang jatuh. Bertampias hingga ke ujung pandang pupil menatap, akan kucarikan tempayan. Biar sebanyak air yang mengalir akan kusemaikan benih.Â
Hujan akan menyegerakan harapan. Tepat saat hari hari memeluk raga. Maka akan kusemogakan. Tak peduli angkara merajuk, menawarkan kesah... tundukkan dengan panjatan doa. Tentang tujuku. Tuju kita dalam seribu pendakian yang tak mudah.
Maka ketika segala cipta dan rasa telah luruh. Aky masih menggenggam erat tanganmu. Dengan cinta yang tak perlu ditanyakan. Masih seperti dulu. Merawat kenang kenang. Kepada ruang yang telah kita sediakan.Â
Biarkan cintaku luruh jauh digenggaman tanganmu.
Ciputat, 21 Februari 2019