Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hati (4)

12 Februari 2019   23:26 Diperbarui: 13 Februari 2019   12:24 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kelinci sedang marah." Kedua jari tengah dan telunjuk disejajarkannya di sebelah kepalanya. Wajahnya berubah jelek.

"Eh... " Mia benar-benar dibuatnya kesal.

Prabu menghindar dari kejaran tangan Mia. Tetesan hujan menerpa keduanya. Handuk yang dipegang Prabu terjatuh. 

Lalu...

Lalu payung yang melindungi mereka sudah pergi entah kemana.

Mia baru menyadari bahwa tubuhnya basah. Begitupun Prabu.

Segera ia setengah berlari menuju teras. Namun tertahan oleh tarikan tangan Prabu. Mia terdesak. Hatinya tetiba jatuh. Ada yang utuh. Tapi apa? 

Prabu perlahan berlutut di hadapan Mia. Dengan membawa sekuntum bunga rumput yang ia cabut dari pekarangan rumahnya.

"Maaf. Aku tak bisa memberikanmu bunga yang indah dan harum seperti mawar, melati, tulip atau apalah itu. Hanya ini yang bisa kupetik. Dari rumput liar dekat rumahku."

"Maukah kau menikah denganku, sekali lagi aku memohon kepadamu. Maaf toko tutup." Dia tersenyum, "Jadi aku ambil ini. Bunganya kecil-kecil."

Mia kikuk. Apa yang harus dia katakan. Tentang kekosongan hatinya. Tentang hampa yang diresahkan. Apa ini semua tentangnya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun