Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sehari Setelah Ia Tertidur Lelap

2 November 2018   21:00 Diperbarui: 2 November 2018   21:33 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melihatnya di punggung jalanan. Ia datang dengan membawa seikat bunga bunga. Dalam genggaman, ia lekat menatap rona warnanya. Lengkap dengan wangi tanah basah. Membuat pupilnya berbinar. Ada embun kerlip di pipinya.

Ketika gerimis tak kunjung jelang. Ketika gerimis nyaris terkikis sayatan remang remang. Atau ketika gerimis ditelan langit yang berubah jajaran genjang. Ah... entah. Apa iya ada? Bagaimana rasanya. Tanyakan saja kepadanya. Bagaimana ia terbangun dan melihat langit bak jajaran jenjang?

Dalam gegap gempita cakrawala. Sudah. Terbangkan saja perlahan. Bergegaslah kepakkan sayap. Letakkan semua rasa. Jangan tanyakan mengapa?

Sehari setelah ia tertidur lelap.

2 November 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun