Melihatnya di punggung jalanan. Ia datang dengan membawa seikat bunga bunga. Dalam genggaman, ia lekat menatap rona warnanya. Lengkap dengan wangi tanah basah. Membuat pupilnya berbinar. Ada embun kerlip di pipinya.
Ketika gerimis tak kunjung jelang. Ketika gerimis nyaris terkikis sayatan remang remang. Atau ketika gerimis ditelan langit yang berubah jajaran genjang. Ah... entah. Apa iya ada? Bagaimana rasanya. Tanyakan saja kepadanya. Bagaimana ia terbangun dan melihat langit bak jajaran jenjang?
Dalam gegap gempita cakrawala. Sudah. Terbangkan saja perlahan. Bergegaslah kepakkan sayap. Letakkan semua rasa. Jangan tanyakan mengapa?
Sehari setelah ia tertidur lelap.
2 November 2018