Uff ... tetes peluh berjatuhan. Didera panas. Dan asap knalpot bis terminal kampung rambutan. Jalanan sisakan sesak.
Kukejar bis itu. Ia lari. Kukejar lagi. Kakiku berlompatan. Dadaku juga. Kau pun pelan berjalan. Aku perlahan mendekati.Â
Kenek oh kenek. Sopir oh sopir. Kucur peluhku makin hambur tak beraturan. Menetes tak kenal arah. Kenapa tak kau hentikan laju bismu. Aku kelelahan mengejarmu.
Si kenek silakan aku masuk. Kutersenyum lega. Bis pun magut magut ceria.
Aku duduk manis. Di bangkumu kusembunyikan tisu. Apek lusuh dan sedikit basah. Dan lihatlah... aku tersengal karenanya. Itu juga tersebab ulahmu. Kakiku keriting mengejar bismu.
Bis pun melaju pelan.Â
Kampung Rambutan, 9 Juli 2019