Mohon tunggu...
Mina syalafiMufah
Mina syalafiMufah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pandemi Covid-19 yang Panjang Mengakibatkan Pengangguran yang Tinggi

20 Januari 2022   07:41 Diperbarui: 20 Januari 2022   07:55 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi menyebabkan angka pengangguran di Indonesia semakin tinggi. Ada banyak masyarakat yang terpaksa kehilangan pekerjaan dan terpaksa dipotong gajinya karena berkurangnya pendapatan perusahaan. Pengangguran ialah kondisi dimana seseorang tidak bekerja dalam usianya yang produktif, yakni sekisar antara 15 tahun hingga 65 tahun. 

Pengangguran merupakan masalah yang pokok dalam suatu masyarakat modern, dan pada umumnya pengangguran disebabkan karena jumlah angkatamn kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya. Jadi tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendidikan masyarakat merosot. 

Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang berpengaruh pada emosi masyarakat dan kehidupan keluarga sehari-hari. Corona selain berbahaya secara fisik terhadap masyarakat, juga berbahaya terhadap perekonomian negara dan masyarakat, segala kebijakan penghentian ekonomi baik karantina daerah, darurat sosial, PSBB, atau lockdown bagaikan bom waktu menuju resesi. 

Saat ini berdasarkan data Kemaker (Kementerian Tenaga Kerja) 1.5 juta orang telah dirumahkan dan di PHK Sejak adanya covid 19 semua sektor terpengaruh,dimana dampak pandemi tidak hanya dari sisi kesehatan, tapi juga memperlebar kesenjangan sosial, ekonomi, dan digital.Yang paling jadi pusat perhatian dalam ketenagakerjaan.

Sejak covid 19 muncul pada tahun 2020 an semua sektor berimbas,dimana semua aktivitas langsung terkendala,kepanikan, kewaspadaan mengakibatkan masyarakat mengurangi aktivitas diluar rumah.

Hal ini menurunkan daya beli masyarakat mengakibatkan phk besar-besaran,meski semakin lama semuanya makin pulih dan terkendali.Namun,produksi atau usaha tidak segencar dahulu,para penjual berjualan mulai dikurangi,banyak usaha puput ditengah jalan juga,akibatnya pengangguran akan meningkat dalam jangka panjang.

Tidak hanya dalam negara,bekerja di luar negara tidak selancar dlu, kesehatan diperketat.Semuanya jadi serba dipersulit.Jalan satu-satunya siapa yg bisa memanfaatkan keadaan seperti ini,membuat sesuatu yg dibutuhkan pada masa pandemi . 

Karena ada penurunan ekonomi,perlu adanya pemulihan,harus ada pemerataan ketenagakerjaan.Untuk itu pada masa covid 19 tidak hanya pemerintah yang harus turun tangan, tetapi masyarakat juga.

Lebih baik saling bekerja sama bagaimana kebijakan pemerintah saat ini dan masyarakat mendukung secara penuh jika kebijakan tersebut dirasa sudah baik.

Melawan covid 19 bukan hanya perorangan,namun semuanya harus bersatu. Hal tersebut tentu membuat pemerintah pusat maupun daerah mengalami dilemma dalam membuat kebijakan, di satu sisi karantina daerah, darurat sosial, PSBB, atau lockdown dapat membatasi rantai penularan corona, akan tetapi menimbulkan masalah baru yang lebih besar, dimana pengangguran meningkat biasanya seiring dengan menurunnya perekonomian masyarakat dan juga seiring dengan meningkatnya kejahatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun