Menyembelih Kambing Hitam! Siapa Rugi?
Dunia ini sering kali butuh kambing hitam. Setiap ada masalah, orang sibuk mencari siapa yang salah, bukan apa yang salah. Entah itu bos yang galak, teman yang nyebelin, atau cuaca yang nggak mendukung. Kalau semua sudah tersalahkan, barulah hati terasa lega—setidaknya sampai masalah baru muncul.
Tapi pernah nggak kepikiran, sebenarnya siapa yang paling rugi dari kebiasaan ini? Apakah orang yang kita salahkan? Atau justru diri kita sendiri?
1. Menyalahkan Itu Capek, Bos!
Coba bayangkan. Misalnya, kamu telat datang ke kantor. Langsung deh daftar kambing hitam bermunculan: macet, lampu merah kelamaan, atau supir angkot yang jalannya kayak siput. Hasilnya? Emosi naik, hari jadi rusak, kerja pun nggak maksimal.
Padahal, kalau dipikir-pikir, menyalahkan hal-hal di luar kendali itu percuma. Apa macetnya bakal berkurang karena kita marah? Apa lampu merah bisa dikutuk supaya lebih cepat? Nggak, kan?
Stoikisme sudah lama mengajarkan ini. Kata Marcus Aurelius, "Kita punya kuasa atas pikiran kita, bukan kejadian di luar kita." Artinya? Fokuslah pada hal yang bisa kita kontrol, bukan yang di luar kendali.
2. Otak yang Kebanyakan Ngomel
Dalam ilmu neurosains, otak punya gelombang yang menentukan cara kita berpikir. Saat kita menyalahkan orang lain atau diri sendiri, otak beroperasi di gelombang Beta tinggi—ini kondisi stres, panik, dan penuh kecemasan.