Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Amanah Seorang Ibu yang Tersandera di Gerbang Rumah Anaknya

27 September 2021   20:50 Diperbarui: 27 September 2021   21:31 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: TribunJabar

Luka terpatri dalam hati Idol . Kecewa mengaliri seluruh tubuhnya yang kurus. Bagaimana tidak. Sudah hampir tiga jam dirinya tertahan di depan gerbang rumah besar dikawasan terhormat , tepatnya di pos keamanan rumah ponakannya yang kini menjadi pembesar negeri. Tepatnya sebagai  seorang Menteri. 

lelaki dari Kampung ini sungguh merasakan keanehan yang amat luarbiasa yang membungkus otaknya. Bagiamana tidak. Usai ditanya nama, alamat dan keperluan  oleh penjaga rumah di gerbang rumah besar berarsitek moderen di kawasan terhormat itu, dirinya hanya disuruh menunggu dan menunggu. 

Padahal menunggu adaah pekerjaan yang membosankan.
" Mohon sabar ya, Pak. Pesan ajudan, Pak Menteri  sedang ada rapat dengan bawahannya," ungkap seorang penjaga rumah. Idol hanya terdiam. Tak ada anggukan. Tak ada sama sekali. Jawaban sang penjaga rumah menambah luka hatinya yang kian menganga.

Lelaki kurus itu, kembali dikagetkan dengan suara yang keluar sebuah handytalkie yang terpasang di pinggang penjaga rumah yang meminta agar penjaga gerbang segera membuka pintu pagar.
" Ada rombongan Pak Dubes negara asing yang mau ketemu Pak Menteri," ujar penjaga rumah kepada Idol yang masih tak mengerti kenapa harus tertahan demikian lama di pos keamanan rumah ponakannya sendiri.

" Apakah Udin tak mengenal aku lagi?," tanyanya dalam hati. 

" Atau jangan-jangan dia memang," Idol tidak mau melanjutkan pikiran jelek yang berkecamuk dalam otaknya. 

" Bukankah saat pulang ke Kampung, Udin justru yang paling sering mendatangi rumahnya untuk sekedar ngobrol dan berbincang tentang masa depan dirinya. termasuk ambisi dirinya yang berniat menjadi pembesar negeri," gumamnya dalam hati.

Idol masih sangat ingat dan teringat dengan perilaku anak adiknya itu setiap ke kampung. Selalu minta dibuatkan kue lapis dari ubi dan secangkir kopi. Dan biasanya dua ponakan ini saling berbagi cerita tentang kehidupan yang mareka alami.


" Sebagai paman, aku bangga denganmu, Din. Bisa memartabatkan nama keluarga dan mengangkat nama Kampung kita," kata idol saat dia dan Udin ngobrol di dangau yang terletak di hamparan sawah yang menghijau.


" Iya, Paman. Semua itu kan berkat dukungan dan doa dari keluarga besar di sini yang selalu mendoakan saya hingga bisa sukses seperti ini," jawab Udin dengan nada merendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun