" Tidak semua perempuan seperti Ibumu, nak," ungkap ayahnya saat mareka harus keluar rumah dan meninggalkan Kampung kelahirannya.
" Ayah yang salah karena telah menyusahakan Ibumu. Dan wajar ayah mendapat cacian dari Ibumu sebagai jawaban atas kesalahan ayah," ungkap ayahnya.
lelaki itu tumbuh dewasa dibawah bimbingan kasih sayang sang ayah dan sukses menghantarkannya sebagai lelaki bermartabat dengan simbol berpengetahuan yang tinggi. Sebuah didikan dari sang ayah yang menempanya tak peduli dengan wanita. Sebuah perjalanan panjang tanpa adanya kasih sayang dari seorang wanita. Dan dia sebagai lelaki begitu bangga dengan ayahnya.
Seorang lelaki yang penuh kasih sayang dan sarat kelembutan yang tak diperolehnya dari seorang wanita dalam belasan tahun. Kasih sayang dari ayah membuatnya harus menempuh jalan panjang yang sarat dengan makian, cacian serta hinaan dari sekitar. Â Dan dia menyadarinya itu semua sebagai bentuk dari melawan kodrat insani.Â
Dan ketika sebagai pria dewasa dia mencintai sahabat lelakinya, tak ada yang bisa menjawab. Tak ada yang bisa menolak. Tak terkecuali wanita yang selalu menungguinya hingga malam meneteskan embun untuk basahi bumi yang mulai kering kerontang. Sebuah penantian panjang dimalam yang makin panjang.Â
Toboali, 7 September 2021
Salam sehat dari Toboali