Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Di Bawah Pohon Raksasa, Cinta Lama Kembali Bersemi

30 Agustus 2021   20:39 Diperbarui: 30 Agustus 2021   21:01 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Iya,Pak. Bisa heboh Kampung ini kalau ada guru yang tertimpa dahan pohon," sambung Pak Zikri rekannya sesama guru. Tahar muda cuma tersenyum mendengar nasehat Kepala Sekolah dan rekannya.

Tahar muda masih ingat ketika untuk pertama kalinya sebagai lelaki dewasa dia berani menyampaikan isi hatinya kepada sesama guru. Dan ketika senja mulai beranjak pulang dibawah rimbunnya dedaunan pohon besar itu, dia menyatakan cintanya kepada Ayu sesama rekan gurunya.

" Apakah aku boleh menyunting hatimu untuk ku jadikan ratu dalam istanaku? Apakah aku diizinkan untuk menjadikan dirimu sebagai ibu dari anak-anakku,"ungkap Tahar muda.

Dan betapa kecewanya Tahar muda saat Ayu menjawab dengan diksi yang berbalutkan penolakan.

" Waktu telah datang. Aku pun  akan dibawa pergi oleh lelaki pilihan hatiku. Ungkapan hati Kanda datang terlambat saat hatiku telah diguyur cinta lelaki lain,"jawab Ayu. 

Kerindangan dedaunan pohon raksasa itu menjadi saksi senja itu. Beberapa ranting pohon tiba-tiba patah. Seolah mensimbolkan kepatahan hati Tahar muda.

Kini semua peristiwa itu telah dilupakan Tahar. lelaki luka yang kini tinggal diKota dan menjadi pejabat di Dinas pendidikan Kota ingin kembali datang ke 

Kampung untuk mengenang masa silamnya sebagai seorang pendidik. Sudah hampir 30 tahun dirinya tak  lagi pernah berkunjung ke Kampung ini. Maklum pekerjaan di Kantor telah membuatnya terpenjara.

Bangunan sekolah tempatnya mengajar dulu telah berubah total. Semua bangunan telah direnovasi. Ciri khas arsitektur moderen yang mempesona memoderenkan sekolah. Hanya pohon raksasa itu yang masih asli. Masih tetap berdiri dengan kokoh.Ketegarannya masih berwibawa sebagai tanda keraksaannya.

Dan ketika Tahar hendak meninggalkan halaman sekolah,sebuah panggilan mengarah kepadanya. Arah suara panggilan itu dari bawah pohon raksasa itu.
" Pak Tahar kan,"tanya seorang perempuan setengah baya dan seumuran dengannya. 

Wajahnya masih menyimpan kerupawanan masa lalu.
" Kamu Ayu," tanya Tahar setengah tak percaya.
" Iya,Pak. Bapak bersama keluarga kesini?," tanya Ayu.
" Aku masih sendiri. Mana suamimu. Aku ingin berkenalan.Waktu kamu menikah dulu aku tak bisa datang.Maklum aku sudah pindah tugas di Kota," jawab Tahar.
" Aku masih sendiri Pak," jawab Ayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun