Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ada Berita Dunia Kiamat

28 Agustus 2021   22:46 Diperbarui: 28 Agustus 2021   22:46 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dusun Antah Berantah geger. Seluruh penghuni Dusun yang damai dan religi ini merasa bak kiamat sudah datang menghampiri mereka. Berita tentang rencana perkawinan Mira dan Mae tiba-tiba menjadi trending topik di kehidupan warga Dusun. Semua warga Dusun membicarakan acara sakral itu. Mareka seolah sangat bahagia kalau sudah berbicara soal perkawinan dua sosok manusia itu. Soal perut lapar itu soal lain. Soal pendemi covid-19 yang datang melanda, itu persoalan nomor sekian.

" Apa dunia ini mau kiamat. Kok sama-sama wanita mau menikah," ujar seorang warga.

" Saya tak mengerti.  Tak mengerti sama sekali. Setahu saya Mae yang dulunya wanita. Kok kini berubah menjadi Mawi. laki-laki pula. Dunia...dunia," keluh yang lain.

" Kita harus bertindak. Kita jangan membiarkan semua ini terjadi. Aib bagi Dusun kita," sambung seorang warga yang lain sambil menyeruput sisa kopi.

Dengan semangat 45, warga Dusun secara beramai-ramai mendatangi rumah Pak RT. Sepanjang perjalanan gerutuan terus tersembur dari mulut para warga. Tanpa terasa mareka sudah tiba di halaman rumah Pak RT.

" Ada apa kalian ini datang beramai-ramai? Malam-malam lagi," tanya Pak RT.

" Ini penting Pak. Darurat," jawab warga.

" Soal perkawinan Mira dan Mae kan," tebak Pak RT.

" Tepat sekali Pak. Kami atas nama warga tidak setuju perkawinan mareka digelar di kampung ini. Tidak setuju," ujar perwakilan warga.

" Betul Pak RT. Kami tidak setuju," kata warga lainnya sambil meneriakkan yel yel tidak setuju hingga suara koor mareka menembus malam yang makin syahdu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun