Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Calon Istri Anak Seorang Pelacur

27 April 2021   02:49 Diperbarui: 27 April 2021   03:03 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah bangku di kawasan taman di jantung Kota, dua anak manusia duduk bersanding tanpa senyum. Terlihat kemurungan di wajah kedua anak manusia itu. Sementara diatas kepala mereka, sekelompok camar berlari-lari di langit yang biru. Menarikan sebuah tarian tentang kehidupan.

" Aku memang dilahirkan dari rahim seorang pelacur. Itu adalah realita. Aku mengakuinya. Tak bisa dibantah lagi. Dunia pun mengakuinya," ujar perempuan muda itu.

" Orang tak akan pernah tahu isi hatiku. Mereka hanya melihat dan menilai seseorang dari luarnya saja. Lalu berkesimpulan anak pelacur tetap anak pelacur hingga kiamat," lanjutnya.

Lelaki muda itu hanya terdiam mendengar muntahan hati perempuan muda itu. Bahkan perempuan muda itu menumpahkan airmatanya hingga berlinang ke bumi. Mengalir hingga merembes sepatunya. 

Ayahnya tidak bisa menyembunyikan amarahanya ketika mendengar suara putanya, Bandi yang ingin menikahi perempuan muda itu. Raut wajahnya memerah berbalut emosi. Dia langsung menggebrak meja yang ada dihadapannya. Brakkk...

" Sabar Pak. Istigfar Pak," ujar seorang perempuan muda  sembari memegang lengan suaminya.

" Anak ini sungguh kurang ajar. Beraninya memalukan orang tua. Berani-beraninya dia menjatuhkan harga diri keluarga hanya karena jatuh cinta kepada anak begundal itu.  Untuk apa kamu sekolah tinggi kalau ujungnya hanya mempermalukan derajat orang tuamu ini dimuka umum,"teriak Sang Ayah.

" Kami sudah sepakat untuk menikah Pak. Kami sudah terlalu lama pacaran. Apa kata orang-orang kalau kami hanya pacaran terus. Saya minta doa restu Ayah dan Bibi," kata Bandi

Sang ayah tetap tidak bergeming dengan sikapnya. Tidak  menyetujui sama sekali  pernikahan putranya dengan perempuan muda, anak seorang pelacur. 

Bandi dan perempuan muda berkenalaan saat masih sama-sama menuntut ilmu disebuah perguruan tinggi di Kota. Karena sering bertemu, mereka akhirnya jatuh cinta. Ikrar pun tersematkan dalam hati mereka masing-masing. Sepakat untuk membina rumah tangga. 

Malam itu, disaat cahaya rembulan bersinar dengan indahnya, Lelaki muda menemui Ibu perempuan muda itu. Kedatangannya disambut dengan sumringah oleh Ibu perempuan muda itu. lelaki muda itu mendekati Ibu perempuan muda itu. Lalu mencium tangannya dan mengucapkan salam.  Bandi duduk dihadapan Ibu perempuan muda itu dengan penuh linangan airmata. Wajah Ibu perempuan muda itu mengingatkannya dengan mendiang almarhumah Ibu yang telah wafat sehari setelah bandi di wisuda. Tutur kata bahkan senyuman yang ditebarkannya sangat mirip dengan Ibunya. Kecantikannya masih terlihat disisa umurnya sudah menua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun