Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Semua Hal di Dunia

8 April 2020   07:01 Diperbarui: 8 April 2020   07:25 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini
tubuh purnama, berlipat dua
nampaknya sedang bertiwikrama
meraksasakan cahaya
agar sampai ke permukaan bumi
dan mampu menembus kedalaman hati
agar orang-orang yang terus saja mengecilkan diri
membuka mata, melebarkan telinga
bahwa dunia masih ada
dan sedang berusaha menyembuhkan dirinya

Pagi saat terjaga
tubuh matahari, melemparkan kehangatan
melalui jendela langit
yang beberapa saat lalu, nyaris runtuh
dan sekarang, perlahan kembali utuh
ketika orang-orang memilih berdiam
menjauhi segala macam percakapan

Angin yang melandai
membawa partikel-partikel lebih jernih
dari kemarin yang begitu pedih
udara menjadi seperti permukaan telaga
tenang dan berpadma
tidak lagi mengandung karat dan duri
karena orang-orang memilih berada
di bawah cemara
setelah sekian lama
berkubang di menara kaca

Semua hal di dunia
sedang memperbaiki panca indera
membersihkan noktah gelap
dari susu sebelanga
sehingga bisa diminum
tanpa disertai rasa cemas
yang terus berulang
bahwa bumi adalah lubang kotoran
dan langit adalah tempat pembuangan

Bogor, 8 April 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun