Sajak hari ini
tumpah di selasar stasiun, terminal, dan bandara
di sana, aku menemukan banyak kalimat, terlunta-lunta
tak menemukan tuannya
Langit pagi
menurunkan bait demi bait
tentang hujan yang memilih
bersembunyi, di tempat-tempat paling sepi
ketakutan kepada
orang-orang gelap mata, yang begitu tergesa-gesa
berburu apa saja di savana
dari sisa rumput hingga kepala hyena
untuk ditimbun, di gudang belakang
sebagai bekal menghadapi
wabah kegelisahan
Jalanan, gang-gang, lapangan sepak bola
masing-masing, memunguti rasa cemas
sebagai lelucon yang mematikan
dan itu disiarkan
secara bertubi-tubi
oleh orang-orang yang menganggap
ini semua adalah parodi
tentang Tuhan
yang sedang menjatuhkan vonis pengadilan
atas segala kekacauan, yang diperdagangkan
Orang-orang itu lupa
Tuhan bukan hakim bertoga
Dia justru adalah panitera
hanya mencatat semuanya
untuk kelak ditimbang, seadil-adilnya
saat zaman telah mendiang
ketika semua orang telah pulang
manakala televisi dan koran-koran
tak sempat lagi mengabarkan
sehingga kehilangan
sekian banyak oplah dan iklan
Jakarta, 19 Maret 2020