Aku nyaris menemukanmu
di antara kata-kata yang tercerabut
dari akar kalimatnya
berupa puisi-puisi
yang adalah sorot mata
darimu yang memandangi langit mendekati sirna
oleh senja
dan juga airmata entah siapa
Mungkin itu airmatamu
yang telah lama kau simpan
bersama kenangan yang membatu
kini dihujani mesiu
dari hamburan peluru yang adalah rintik hujan
berupa percik demi percik genangan
lalu layar terkembang
dan menampakkan film bisu
tentang perjalanan masa lalu
Barangkali itu bukan masa lalumu
yang berdebu
karena matamu masih terlihat jernih
senyummu telah nampak lilih
dan pipimu tetap merona
persis seperti semburat fajar
ketika matahari mulai berkirim kabar
Dan aku benar-benar menemukanmu
begitu saja
di tengah riuh rendah sajak dan doa
Bogor, 19 Januari 2020