Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Ronin, Majikan, dan Perihal Menjumpai Tuhan

26 Desember 2019   05:58 Diperbarui: 3 Januari 2020   19:28 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Photo by Alexandru G. STAVRICÄ‚ on Unsplash/unsplash.com/@alexandru_stavrica

Jejak kaki yang ditinggalkan malam
beserta mimpi-mimpi hitam putih
yang tidak selesai ditayangkan
karena pagi kembali menjelang,
terlihat dari sorot mata
seseorang yang baru terjaga
dari tidurnya.

Duduk di antara dua beranda yang mendingin
bersama dengan kedatangan angin
membawa kabar tentang para ronin
yang masih berjalan dengan gelisah
mencari arah, dan coba menulis sejarah

Menyinggahkan mata
di tubuh bunga-bunga
yang sebagian mekar, mempersembahkan nektar
sebagiannya lagi, menata embun-embun di daun
sebagai cenderamata
bagi matahari
tak lama lagi

Pagi ini masih sebaik kemarin
kabut terangkat ke permukaan, cahaya lampu mulai bermatian
memberi kesempatan
pada uap panas dari secangkir kopi
menari-nari
di udara yang masih berdiam diri

Hari punya cara terbaik
untuk menyatakan kegembiraan
sebelum perkara-perkara pelik
mulai dihidangkan
dan orang-orang kembali menjadi samurai
keluar dari mata badai
setelah menemukan majikan
pada hatinya yang berhasil menjumpai Tuhan

Bogor, 26 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun