Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Doa-doa

9 Desember 2019   06:43 Diperbarui: 9 Desember 2019   08:32 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku ingin berdoa
yang kata-katanya berhenti di udara
menjadi mendung gelap
lalu melahirkan hujan deras
agar terbasuh segala macam
kehendak buruk, pikiran busuk, dan wajah teruk

Aku ingin berdoa
yang pada setiap pasalnya mengalir
di muka sungai dan selokan
menjadi air
menghanyutkan berbagai pilihan
tentang hati ricuh, benak rusuh, dan otak liar yang tak mau patuh

Aku ingin berdoa
yang ayat-ayatnya tersangkut di lereng dan kepundan
di bukit dan gunung-gunung yang diam
menjadi pepohonan
menumbuhkan ranting, daun, dan bunga
untuk melupakan cara-cara
bagaimana bersifat angkara, berlaku jumawa, dan menatap dengan mata durhaka

Aku ingin berdoa
yang suaranya terbawa oleh kabut
di sebuah pagi yang sedang sibuk bernyanyi
dandang gulo dan mocopat syafaat
agar aku tetap ingat
bahwa Gusti Allah itu
tak pernah salah alamat

Jakarta, 9 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun