Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Intermeso

11 Juli 2019   14:34 Diperbarui: 11 Juli 2019   14:45 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yaitu saat kau meletakkan tubuh khayalanmu di ujung sepatu
membawanya berlari sejauh nafas habis memburu
hingga tiba di suatu tempat tanpa ratapan
di mana selama ini selalu kau impikan
untuk menitipkan airmata
menjadi kelopak bunga-bunga anggrek yang mekar semaunya

Begitu pula ketika kau mencandai gurauan
tentang jatuh cinta pada kopi sachetan
di sebuah malam yang sangat dingin
dan kau terjebak dalam labirin
yang kehilangan pintu keluar
tertutup pikiran yang berbelukar

Demikian juga waktu kau mencumbui masa lalu
di kamar tidur yang tak berlampu
agar tak ada yang melihatmu menangis
terengah-engah menahan dalamnya goresan peristiwa tragis
atas banyak cerita
yang kau tak mengerti kesudahannya seperti apa

Hujan tiba,
mengetuk jendela yang kau biarkan terbuka
supaya kau bisa mengajaknya masuk
membantumu mengenyahkan pikiran buruk
dari sekian banyak kejadian teruk

Kemarau datang,
membuat gemeretak hati yang cuma ditumbuhi ilalang
membuatmu kembali mengingat sayatan luka
ketika jatuh cinta ternyata hanyalah sebuah intermesso
di antara perjalanan panjang tanpa jeda untuk mengaso

Medan, 11 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun