Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta yang Dieja

18 Januari 2019   08:32 Diperbarui: 18 Januari 2019   09:13 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bagaimana caramu mengeja cinta, kala benakmu tertindih lusinan kata-kata
berupa; fatamorgana yang mencari oase sederhana

huruf-hurufnya tidak nampak jelas, garisnya terlihat pias
begitu pula tanda baca yang pada akhirnya terbaca sebagai ambiguitas

kau tak tahu mulai darimana
juga tak mengerti nanti sampai di mana
bagimu paling utama adalah menggerakkan bibir
bagaimana cinta yang dieja menyerupai ujar-ujar sihir

menyihir hatimu yang terkelupas oleh panas cinta yang terasa getas
ke dalam suasana pagimu yang dipenuhi antusias
memberangkatkan kerinduan
tepat di tempat rindu itu meminta pulang

Jakarta, 17 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun