bagaimana caramu mengeja cinta, kala benakmu tertindih lusinan kata-kata
berupa; fatamorgana yang mencari oase sederhana
huruf-hurufnya tidak nampak jelas, garisnya terlihat pias
begitu pula tanda baca yang pada akhirnya terbaca sebagai ambiguitas
kau tak tahu mulai darimana
juga tak mengerti nanti sampai di mana
bagimu paling utama adalah menggerakkan bibir
bagaimana cinta yang dieja menyerupai ujar-ujar sihir
menyihir hatimu yang terkelupas oleh panas cinta yang terasa getas
ke dalam suasana pagimu yang dipenuhi antusias
memberangkatkan kerinduan
tepat di tempat rindu itu meminta pulang
Jakarta, 17 Januari 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!