Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air & Api, Idu Geni

11 Januari 2019   10:09 Diperbarui: 11 Januari 2019   10:51 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si Bungkuk Misteri tersenyum,

"Rajin rajinlah berlatih nak, semakin rajin kau berlatih...kau akan cepat mencapai tingkatan ini dengan cepat...tingkatan tertinggi Aguru Bayanaka akan membuatmu bisa membuat pasukan yang tak terkalahkan sekaligus juga membuatmu bisa meremukkan baja yang paling kuat atau bahkan melubangi air.."

Kembali Arawinda mengangguk takjub.  Meremukkan baja jauh lebih dahsyat dibanding mematahkannya.  Melubangi air?  Ini yang dia sangat bingung.  Bagaimana cara air bisa dilubangi?  

Aaahh, Arawinda semakin penasaran dengan kehebatan ilmu pukulan ini jika telah mencapai kesempurnaannya.  Waktu lima purnama sepertinya sangat berharga untuk menyempurnakan ilmu pukulan tersebut sebelum tempat ini digaduhkan dengan peristiwa langka Raja Badai.

---

Dan lima purnama berlalu tanpa terasa.  Beberapa hari lagi adalah saatnya puncak Raja Badai.  Arawinda bersama gurunya menyaksikan dari jauh betapa orang orang mulai berdatangan di Ngobaran.  Mereka mendirikan kemah dan pondok pondok kecil di bukit bukit kecil tidak jauh dari pantai. Tidak ada yang berani mencoba tinggal terlalu dekat dengan pantai.  Musim Raja Badai biasanya menimbulkan gelombang hingga setinggi pohon kelapa dan angin topan yang sangat kencang.  Terlalu berbahaya untuk berdekatan dengan pantai. 

Nampaklah pemandangan yang menarik jika dilihat dari bukit tempat Arawinda dan Si Bungkuk Misteri berdiam.  Kemah kemah dan pondok pondok berjajar di sepanjang puncak bukit.  Kerumunan orang terlihat di sana sini.  Berbagai macam latar belakang orang berkumpul di sekitar ceruk pantai berkarang yang sempit.  Bersiap siap mempertaruhkan nyawa untuk sesuatu yang maha dahsyat.

Belum nampak orang orang yang sangat terkenal di kalangan dunia persilatan maupun kerajaan.   Yang sudah hadir rata rata adalah orang orang semenjana yang ada karena ingin meramaikan peristiwa sekaligus penasaran terhadap keajaiban dan peruntungan. 

Arawinda berucap kepada gurunya,

"Guru...kemanakah para tokoh-tokoh hebat dunia persilatan?  Bagaimana menurut guru kemampuan saya jika nanti akan berhadapan dengan mereka?"

Si Bungkuk Misteri menatap muridnya yang dalam dalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun