Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air & Api, Idu Geni

11 Januari 2019   10:09 Diperbarui: 11 Januari 2019   10:51 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bab II

Kini dunia berlari sangat kencang
Menyusuri pinggiran waktu yang berputar kejam
Melindas kemauan dan kesungguhan yang absurd
Meramalkan gundah yang berhamburan 
Melupakan orang orang yang tertinggal di belakang
Menjadi kerak kerak tergilas jaman

Bab III-1

Pantai Ngobaran. Arawinda sedang berlatih di atas sebuah batu karang yang menonjol di permukaan laut.  Gurunya Si Bungkuk Misteri duduk di karang agak jauh di depannya.  Pantai di sini sangat tidak ramah.  Selain banyak batu karang dan jarang sekali tempat yang landai, ombak laut selatan di sini cenderung pemarah. 

Badai juga sering terjadi di pantai ini.  Tidak main main.  Badai badai yang bisa digolongkan sebagai badai badai besar dan raksasa.  Seringkali kapal kapal yang terseret arus ganas laut selatan berakhir di sini.  Cukup banyak kapal kapal yang bernasib sial seperti itu kandas dan tenggelam di laut sekitar Ngobaran. 

Termasuk salah satunya adalah kapal bajak laut terkenal jaman dulu yang bernama Lanun Samudera.  Bajak laut ini dulu terkenal sebagai perompak yang sangat ganas.  Bahkan iring iringan kapal dari kerajaan terkenal Kutai dirompak di laut utara.  Semua barang berharga diambil paksa.  Lalu dengan cepat menghilang di cakrawala saat pengejaran dilakukan oleh armada laut Kutai. 

Mereka terus dikejar oleh pasukan laut kerajaan Kutai sampai harus berputar melewati selat Blambangan dan menghilang di laut selatan.  Kapal kapal pemburu kerajaan Kutai terus mencari karena banyak benda pusaka yang ikut dirompak oleh Lanun Samudera.  Salah satunya yang sangat terkenal adalah Gendewa Bernyawa milik kerajaan Kutai yang baru saja dipersembahkan oleh Kerajaan Kali di India sebagai tanda persahabatan.

Di laut selatan, Lanun Samudera terus berlayar menuju ke Nusakambangan untuk bergabung dengan gerombolan bajak laut lain.  Akan tetapi baru sampai di pertengahan, yaitu daerah sekitar Ngobaran, mereka disergap oleh badai besar yang tidak sanggup lagi ditahan oleh kapal mereka.  Setelah diombang ambingkan badai dan gelombang tinggi, kapal bajak laut terkenal itu terdampar di perairan Ngobaran, menghantam karang dan tenggelam bersama seluruh isinya.

Legenda ini hidup selama ratusan tahun lamanya.  Banyak sekali orang yang mencoba mencari harta karun dan barang barang berharga di kapal Lanun Samudera namun tidak pernah berhasil menemukannya.  Tidak ketinggalan pula para pendekar dan penjahat di dunia persilatan.  Mereka berlomba lomba mencari benda benda pusaka termasuk Gendewa Bernyawa yang sakti.  Tetap saja tidak ada yang berhasil.

Kapal Lanun Samudera tenggelam di antara karang karang yang banyak terdapat di perairan Ngobaran.  Untuk mencapai karang karang itu menggunakan perahu sangatlah tidak mungkin.  Gelombang di wilayah itu sangat tinggi.  Perahu pasti terbalik sebelum sampai tujuan.  

Dari daratan juga sulit.  Orang harus sangat luar biasa sakti agar bisa mencapai batu karang satu demi satu hingga bisa mencapai Karang Ngobar, tempat Lanun Samudera tenggelam.  Setelah itu pun, kesulitan belum usai.  Harus menjadi seorang ahli selam yang sangat ahli dan berpengalaman agar dapat mencapai kapal yang tenggelam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun