Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air & Api, Petualangan Cinta Air dan Api

4 Januari 2019   07:19 Diperbarui: 4 Januari 2019   07:31 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teriakan keras terdengar saat melesat tubuh kurus tinggi ke kancah pertempuran membantu Putri Anjani.  Ki Gularma menerjang Resi Amamba dan menyerangnya dengan hebat.  Tokoh sesat yang aneh ini adalah penyokong kerajaan Galuh Pakuan.  Terang saja dia tidak terima melihat pihak Galuh Pakuan terdesak dan dalam situasi sangat berbahaya.  

Ki Gularma adalah tokoh persilatan yang jarang muncul namun selalu mengasah kepandaian dengan cara cara yang sangat aneh.  Tingkat ilmunya setara dengan Delapan Datuk Penjuru Mata Angin yang menguasai persilatan tanah Jawa.  Resi Amamba yang berjuluk Resi Bertangan Maut adalah salah satu dari Delapan Datuk Penjuru Mata Angin selain Iblis Tua Galunggung, Raja Iblis Nusakambangan, Bangka Sakti Merapi, Laksamana Utara, Iblis Jompo Laut Timur,  Hidung Belang Pesisir Barat, dan Malaikat Darah Berbaju Merah.  

Empat dari delapan tokoh itu sudah meninggal dunia.  Namun dunia persilatan tidak pernah kehabisan tokoh sakti.  Selalu saja ada yang muncul menggantikan yang lain. 

Sementara pertempuran sengit masih berlangsung antar tokoh tokoh sakti dari tiga kerajaan, tokoh tokoh besar yang lain kebanyakan masih tinggal di situ.  Pertempuran hidup mati itu dianggap pertunjukan langka bagi orang orang menyukai adu tanding ilmu silat.  Hanya sedikit dari mereka yang pergi meninggalkan tempat itu. 

Datuk Rajo Bumi sudah tidak nampak bayangannya.  Para Pengemis Jubah Perak masih berdiri berjajar bersama pasukan kecil Sayap Sima.  Tiga Pendekar Malaikat dari negeri Cina masih mengamati pertempuran dengan seksama.  Mereka berdiri tidak jauh dari Maesa Amuk.  Lima Kobra Benggala berada pada sisi yang lain. Juga mengamati pertempuran yang sedang berlangsung.  Ki Mangkubumi dan Arawinda juga masih ada di situ.  

Gadis cantik ini sebenarnya sudah bersiap siap jika Galuh Pakuan terdesak, maka dia akan turut campur membantu.  Gadis itu yakin ayahnya pasti tidak tinggal diam jika dia terlibat pertempuran.

Pertarungan antara Ki Biantara yang dibantu oleh Dewi Mulia Ratri melawan Panglima Kelelawar berlangsung dengan hebat.  Panglima Kelelawar adalah keturunan bangsawan dari Galuh Pakuan yang keluarganya diusir dari istana karena berbuat onar dan merencanakan pemberontakan pada masa sebelum raja yang sekarang.  Latar belakang inilah yang menyimpan dendam tujuh turunan bagi keluarga Panglima Kelelawar yang bernama asli Raden Lesmana.

Panglima Kelelawar mempunyai ilmu pukulan langka yang termasuk salah satu intisari segala ilmu yaitu Pukulan Bayangan Matahari.  Ilmu yang hanya bisa dipelajari oleh orang orang yang mempunyai hawa murni bersifat panas tingkat tertinggi.  

Panglima sakti ini mempelajari ilmu tersebut dari sebuah kitab sakti Amurti Arundaya yang diperolehnya saat merantau di pulau Percha.  Kekuatan tenaga murni yang dikuasainya semakin diperkuat pula dengan gemblengan Ratu Laut Selatan dalam olah kanuragan maupun ilmu ilmu sihir yang gaib.

Tadi saat bertempur hebat melawan Datuk Rajo Bumi, Panglima Kelelawar belum mengeluarkan ilmu pukulan Bayangan Matahari karena waktu pertempuran sangat pendek.  Lagipula dia masih bisa mengimbangi datuk sakti negeri seberang itu tanpa harus mengeluarkan ilmu pamungkasnya.

Kali ini dikeroyok oleh dua orang lihai seperti Ki Biantara dan Dewi Mulia Ratri, Panglima Kelelawar juga tidak mengeluarkan ilmu pukulan sakti tersebut.  Ilmu itu akan benar benar dikeluarkannya saat kondisi terdesak.  Dia bahkan sekarang pelan pelan mampu mendesak kedua orang guru murid itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun