Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melodi di Pangkuan Bulan Mati

12 Desember 2018   15:23 Diperbarui: 12 Desember 2018   15:28 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku pernah menulis puisi yang justru menjebak diriku dalam alunan melodi yang merebahkan delusi. Di pangkuan bulan mati.

Aku langsung saja berniat bunuh diri. Tapi sebuah ingatan mencegahku. Aku masih harus berurusan dengan sekian banyak pintu. Di rumah yang selama ini menungguku. Untuk pulang dan bukan bertamu.

Di suatu ketika. Di suatu senja. Aku menjumpai keratan-keratan tidak nikmat dari kenangan yang menghujat. Aku tidak boleh menghindarinya karena aku sedang mencari surga yang tepat.

Jadi aku selanjutnya saling berbincang dengan kekerasan kata-kata dan siap untuk bersengketa. Aku tidak takut kabut. Untuk apa mesti cemas terhadap luput.

Bukankah sebuah keinginan yang dipendam seperti mayat hanya akan membawaku kepada luka yang tak mungkin lagi dibebat? Begitulah hikayat. Bukan sebuah adab yang mesti berakhir pada dongeng tentang kiamat.

Pada hujan yang sekarang lalu lalang seperti belalang yang beterbangan di rimbunan ilalang, aku nyaris saja menghanyutkan sisa-sisa hati yang kering kerontang. Tidak aku lakukan. Karena jelas itu tidak adil bukan?

Hujan adalah pelaminan yang menawan bagi rindu yang hendak meminang pertemuan. Di dalam derasnya yang membuat orang-orang berteduh, ada tubuh perpisahan yang runtuh.

Bagaimanapun tak ada perpisahan yang dicari jika sebuah pertemuan memang telah dipahat kuat dalam hati. Kecuali jika perpisahan dan pertemuan itu tak lebih dari sekedar ilusi. Dari jiwa-jiwa yang terlanjur mati.

Bogor, 12 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun