Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sarkas dan Rusuh

9 Desember 2018   20:52 Diperbarui: 9 Desember 2018   21:09 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


kita sempat berucap tak pantas kepada langit yang pias
kita bilang dengan sarkas
;tubuhmu yang biru tak lebih dari bekas ladang kapas

lantas kita meminta maaf dengan menadah setiap titik hujan
langsung ke dalam kepala kita yang terlalu banyak berisi alasan
kita dipahamkan oleh kesadaran yang sedikit
hujan itulah kapas-kapas yang dipanen dari langit

kita juga seringkali mengacuhkan sunyi
menuduhnya sebagai pengacau paling mumpuni
atas segala rusuh
di hidup kita yang selalu dibunuh keluh

lalu kita menyesal
sesungguhnya sunyi belum tentu menjadi aral
bagi kita yang lebih sering memutuskan bersembunyi
dari segala macam ilusi yang kita gambar sendiri

dari semua kata sarkas dan kejadian rusuh
kita adalah majikan yang bermulut terlalu gaduh

Jakarta, 9 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun