mungkin aku perlu mengambil sedikit lumut. Dari nisanmu, Ibu. Supaya aku bisa mencampurnya dengan bubuk kopi dari Malangsari. Tempatmu dulu membawaku melihat musim bunga kopi pertama kali.
aku akan meneguknya berulangkali. Penuh satu kuali. Aku ingat, hanya dari satu kali tatapanmu yang menyengat. Aku mampu mengguncang mimpi. Menjadikannya mainan. Hanya sayangnya begitu mudah aku lepaskan.
mungkin aku harus mengikis sedikit rumput. Dari tanah tempatmu terbaring, Ayah. Agar aku bisa menandai setiap kisah hebat. Yang dulu setiap malam selalu kau tambat. Aku tak lupa, hanya dari pandanganmu yang seolah menjelajahi waktu. Aku bisa menulisi batu. Dengan sajak-sajak gagu.
aku akan menanam ulang rumput itu. Di halaman rumah yang selalu kehujanan. Tempatku memakamkan malam. Dalam upacara singkat yang dihadiri rembulan.
Bogor, 18 Nopember 2018