Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Konser Sunyi Embun-embun Mati

10 November 2018   06:23 Diperbarui: 10 November 2018   06:52 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bagi embun yang sekarang sedang merayap seperti binatang melata di suluran dahan Markisa, pagi adalah sebenar-benarnya cinta. Pada pagilah embun menyandarkan tubuhnya yang tak berusia lama. Pada pagilah embun menikmati beberapa kejap yang mengesankan, dari setiap kerjapan mata yang belingsatan. Penuh kekaguman.

tidak mirip permainan trapeze yang bertaruh dengan cedera atau kematian, demi sebuah kemegahan. Maka pada setiap butir embun yang menggelantung, nyaris terjatuh, kemudian benar-benar runtuh, adalah simbol terbaik akan sebuah kepatuhan.  

inilah yang disebut konser sunyi embun-embun yang nyaris mati

jika pada konser musik klasik Mozart membuat orang terlelap dengan nyaman, konser embun mengingatkan orang akan sebuah kematian yang tenang.

jika pada konser musik blues BB King mengalunkan melodi ketertindasan, konser embun menjadikan rasa tertindas itu ke dalam haru-biru kesetaraan.

jika pada konser musik rock 'n roll Elvis Presley menggetarkan panggung dengan huru-hara dan hentakan, konser embun dengan manis mempersembahkan damainya kelembutan.

konser embun memang konser sunyi. Namun jelas sekali sanggup meramaikan hati.

Bogor, 10 Nopember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun