Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cemburu] Prolet pada Pedasnya Gado-gado

4 November 2018   13:33 Diperbarui: 4 November 2018   13:56 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Prolet, aku minta tolong secara khusus boleh ngga?"

Masih dengan wajah menunduk, Prolet menjawab kikuk,"bol.. boleh Tuan Putri. Tuan Putri perlu apa?"

"Aku dan Pierre pengen makan gado-gado Mak Somah. 1 pedas dan 1 sama sekali ngga pedas yah. Aku sudah promosi ke Pierre ini makanan asli Indonesia yang mantap. Aku tidak mau nyuruh Sahwat. Takut salah-salah. Kamu lah yang paling tahu seleraku. Terimakasih Prolet."

Oh jadi namanya Pierre. Prolet mengangguk dan buru-buru keluar ruangan. Matanya sempat menyinggahi sebentar orang yang disebut Pierre itu. Hah! Memang ganteng sekali! Prolet merasakan jantungnya pindah ke perut.

----

"Mak, gado-gado 2 bungkus ya? Biasa pesenan Tuan Putri." Prolet dengan lemas memesan makanan kepada Mak Somah. Mak Somah berdehem pendek. Melirik sebentar ke wajah Prolet yang kuyu. Tumben ni bocah kaya baju kaga disetrika.

Pesanan selesai. Prolet membayar dan mengucapkan terimakasih kepada Mak Somah kemudian menstart motornya. Tumben ni bocah kaga ngasih tip. Uang pas. Mak Somah tersenyum maklum. Mungkin tu bocah lagi ada masalah.

Prolet meletakkan piring dengan hati-hati di atas meja Tuan Putri. Sudah menjadi kebiasaannya. Dia yang beli harus dia sendiri yang menghidangkan. Tuan Putri sedang meeting di ruang sebelah. Bersama Bos Kecil dan Pak Adm. Hanya nampak Pierre yang menyapa hello dan thank you kepadanya. Prolet tersenyum samar sambil berlalu dari ruangan. Prolet jelas cemburu.

Sore sebelum semua karyawan pulang, Tuan Putri memerintahkan semua berkumpul di ruang rapat utama. Haduh, ini pasti pengumuman tentang pertunangan. Prolet makin kalut.

"Hari ini hari besar bagi perusahaan kita. Saya ingin berterimakasih kepada semuanya yang telah berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan," Tuan Putri membuka pidatonya secara normatif.

"Saya ingin mengumumkan satu hal penting kepada kalian semua. Sebuah berita gembira," Tuan Putri berhenti sebentar. Nah, ini dia, uh. Prolet merasa batinnya mulai mengeluarkan darah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun