kau mau jadi apa saja. Tetaplah perihal istimewa. Sebab kau adalah permaisuri dingin, yang sukarela membagi-bagikan api. Terhadap beku. Supaya tak lagi gagu. Sehingga mampu berbicara. Bahwa gigil itu tidak selamanya bibit dari petaka.
Dan juga karena kau patahan sayap matahari, yang tak henti menjanjikan sejuknya mimpi. Kepada kaktus yang memimpikan bunganya adalah awan. Kepada gurun yang memimpikan datangnya hujan. Kepadamu yang sulit menjatuhkan pilihan.
menjadi elang, pilihan terbaik jika kau mau bersisihan dengan kabut. Sama-sama menggaris langit. Atas semua rasa sakit. Ketika hujan kelamaan dan kemarau terlalu sedikit. Atau kemarau terlalu panjang dan hujan cuma punya waktu sempit.
menjadi merpati, pilihan terbaik jika kau hendak menjadi pembawa berita. Pergi kemana-mana. Menjatuhkan tangis bagi yang sedang iba. Mendermakan tawa bagi yang sedang berduka. Menawarkan pelukan bagi yang kehilangan. Menyajikan perjamuan bagi yang sedang kelaparan.
pilihan selanjutnya. Itupun kalau kau suka. Jadilah angsa saja. Pada setiap helai bulunya yang tertinggal di permukaan telaga, ada cinta untuk kedamaian. Pada setiap putihnya yang menyerupai mega-mega, ada sucinya perjanjian.
antara hujan dan tanah yang saling merindukan.
Bogor, 18 Oktober 2018