Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentu Saja Cinta itu Bermuasal

15 September 2018   07:31 Diperbarui: 15 September 2018   08:32 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika kita tahu darimana cinta bermuasal.  Mari kita memulai perburuan massal.  Jangan biarkan cinta menjadi begitu rahasia.  Seperti harta karun Ali Baba.  Pintu gua akan terbuka, hanya jika kita merapal mantra-mantra.

Tak perlu mantra untuk membuka pintu hati.  Cukup ketuk tiga kali dengan kesungguhan bertamu.  Ucapkan salam setakzim para musafir.  Lemparkan pandang selembut sentuhan pertama purnama terhadap bumi.  Pintu hati akan membuka dengan sendirinya.  Apabila memang sudah tiba masanya.

Tak usah sibuk menyeru.  Cinta itu sekehendaknya sendiri.  Dia datang di saat tak terduga.  Bahkan mungkin saat kau anggap dia sebagai Rahwana.  Penyamun rasa yang benar-benar seorang pecinta.  Tiba-tiba saja ada di hadapanmu.  Mempersilahkanmu menaiki kereta menuju istana.  Pada saat kau tersesat di rimba belantara.

Jangan menggerutu.  Cinta itu bukan sebangsa kutu yang membuat gatal kepalamu.  Cinta itu semaunya sendiri hendak menjadi apa.  Menjadi kenanga, ketika hatimu memilih untuk terus berbunga.  Menjadi singa, saat kepalamu dipenuhi terus oleh panasnya drama.  Menjadi cuaca, waktu kau pikir sesungguhnya cinta itu pertunjukan opera yang pemerannya harus selalu beralih rupa.

Cinta itu pagi, siang sekaligus malam.  Memberimu kesejukan, kekeringan, sekaligus kegelapan.  Karena cinta tak lain adalah detik yang berdetak.  Menyaru dalam sosok yang dirindu, namun menyeret paksa kekuasaanmu atas waktu.

Cinta jelas bermula.  Jika tidak, dia tak akan punya akhir.  Cinta pasti bermuasal.  Jika tidak, tentu dia tak akan mencari jalan pulang.

Jakarta, 15 September 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun