Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Potongan Puisi di Setiap Penggalan Waktu

25 Agustus 2018   14:14 Diperbarui: 25 Agustus 2018   14:16 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di malam hari.  Puisi-puisi berjatuhan ibarat ngengat.  Menciumi cahaya.  Lalu mati dengan bahagia.

Di pagi buta.  Puisi-puisi menyaru sebagai embun.  Berkerumun dengan santun.  Memberi kelopak mata bagi daun-daun.  Agar dapat melihat mana pekerja mana penyamun.

Di siang yang menyengat.  Puisi-puisi adalah keringat.  Menyumbat pori-pori.  Menggegaskan hari agar segera berlari.  Terlalu panas bisa menghanguskan benak.  Sehingga udara yang tak bergerakpun setajam onak.

Di senja yang menua dengan sendirinya.  Puisi-puisi menjadi warna.  Melebihi pelangi.  Dengan tambahan gradasi warna surga, rindu, sunyi dan mimpi. Menerjemahkan frasa merindukan surga lewat mimpi yang sunyi.

Potongan puisi.  Dalam setiap penggalan waktu.  Berubah sesuai arah dan cuaca.  Juga cara-cara.  Biasa, berduka atau berjenaka.  Tergantung pula kepada siapa puisi itu diberikan nyawa.  Kepahitan, kesakitan, atau bunga-bunga.

Potongan waktu.  Dalam setiap penggalan puisi.  Bisa menua sebelum saatnya.  Atau kembali muda usai dicerna.  Atau mungkin hanya berdiri di situ-situ saja.  Tak bergerak tak beranjak.  Seperti jam yang berhenti berdetak.

Untukmu.  Penggalan puisi yang terjadi, sama dengan berjibakunya waktu melewati angka demi angka yang berliku.  Menuju angka yang paling tepat untuk dirindu.

Untukku.  Penggalan waktu selalu berusaha keras untuk menyatu, kepada potongan puisi yang entah bagaimana selalu berjanji untuk mencintai.

Bogor, 25 Agustus 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun