Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi adalah Raja, Sekaligus Hamba Sahaya

27 Juli 2018   09:11 Diperbarui: 27 Juli 2018   09:22 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi adalah salah satu kaum ningrat yang mengenakan surjan kebesaran. Bermotif kembang kenanga yang bermekaran. Berdiri di serambi. Bersama sepasang merpati. Menunggu matahari.

Masing-masing bertugas memberi kabar. Melalui angin yang siap mencabar. Berita-berita menghangatkan hati. Tajuk-tajuk yang mengenyahkan sunyi.

Pagi berkabar tentang usainya mimpi. Dengan bahasa bunga kepada tangkainya, yang memberi kesempatan baginya menarikan serimpi. Di hadapan khalayak ramai. Setelah badai.

Merpati berkabar tentang surat-surat yang dikirmkan oleh para pecinta, yang menyampaikan perasaan dengan bahasa ingatan terhadap lupa. Di depan barisan orang yang patah hati. Memegang tali dan belati. Penuh niatan bunuh diri. Namun tak jadi.

Matahari berkabar tentang cahaya. Membiaskan spektrum warna bagi siapa saja, yang hendak menjadikannya hiasan di kepala. Sebagai persiapan menghadapi banyak rencana. Lalu membahasakannya di kehidupan nyata.

Pagi adalah raja. Sekaligus hamba sahaya. Memerintahkan kabut agar segera pergi. Sekaligus menemaninya mengendarai matahari.

Bogor, 27 Juli 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun