Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kegelisahan Lebih Horror dari Orang Mati

20 Juli 2018   13:36 Diperbarui: 20 Juli 2018   13:44 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejengkal saja dari puncak rasa terik.  Aku melamunkan kemarau.  Semenjak musim itu datang.  Aku malah sering berbicara tentang hujan.  Itu semua karena aku terlalu dekat dengan kegelisahan.

Begitu ada titik-titik air berjatuhan.  Aku selalu mengira itu hujan.  Padahal ternyata itu keringat matahari.  Bekerja terus menerus tiada henti. Kelelahan. Disengat hal yang sama.  Yaitu kegelisahan.

Aku sebetulnya ingin bersembunyi.  Ke sebuah tempat yang bisa mendinginkan hati.  Kegelisahan ini lebih horror dari bangkitnya orang mati.  Berdrama terhuyung-huyung untuk menakuti.

Jika kegelisahan di anggap sebagai air bah.  Maka pikiran adalah tubuh sungai yang tak sanggup menampung.  Sedangkan mata air barangkali adalah asal muasal kedamaian hati yang terlempar dari tempatnya di surga.  Jatuh ke bumi lalu dipunguti oleh jiwa manusia.

Apabila kegelisahan kemudian dirundung kecemasan.  Apalagi yang lebih horror dari ini?

Bogor, 20 Juli 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun