Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Khayalan Langka dan Gila!

19 Juli 2018   17:19 Diperbarui: 19 Juli 2018   17:29 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pengeras suara dari langit padam.  Tenggorokannya tersedak tulang ikan.  Lautan mengering seperti lapak ikan asin yang terlalu garing.  Nampak palung begitu dalam dengan bangkai kepiting laba-laba dan hiu goblin.  Sisa terumbu karang mengeluarkan asap tipis seolah dukun sedang meniupkan hawa magis.  Itu semua pawai kematian yang tragis.

Khayalan langka dan gila dari seorang yang bermimpi dunia beranjak mati.  Karena kesengajaan yang tak bisa dimengerti.  Langit dilubangi, udara diracuni, bumi disusui cairan basi.  Oleh sebab musabab tak beradab.  Demi peradaban yang dipaksa menyerah pada adab.

Jika kejadian berikutnya ternyata laut benar-benar menjadi pekuburan raksasa.  Mengubur segala hal yang biasanya mengeluarkan karbondioksida. Maka mari bersama mengadakan upacara akbar.  Bagi musnahnya kisah manusia akibat ketamakan barbar. 

Nisan bersusun setinggi piramida.  Berundak-undak seperti anak tangga menuju stupa.  Terdiri dari tulang-tulang bertumpang tindih.  Bercampur dengan kelupasan zaman yang merintih perih.

Mimpi buruk ini sungguh-sungguh sampai pada puncak letih!

Jakarta, 19 Juli 2018 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun