Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Bola

Analisa Ndeso Piala Dunia (Perancis-Argentina)

1 Juli 2018   08:43 Diperbarui: 1 Juli 2018   08:47 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menyaksikan pertandingan sepakbola Piala Dunia 2018 antara Argentina melawan Perancis ibaratnya menyaksikan sebuah tarian klasik yang dimainkan di panggung yang ditata sedemikian artistik.  Ditambah lagi musik yang mengaduk emosi dipentaskan dengan apik oleh sebuah orkestra yang berapi-api.

Para penonton disuguhkan hidangan yang begitu melezatkan mata dan hati.  Sekaligus juga fragmen drama yang berganti setiap menitnya.  Lionel Messi sang dewa sepakbola sepertinya kehilangan kesaktiannya.  Yang bisa dilakukannya adalah memamerkan berbagai ekspresi.  Auranya tenggelam oleh seorang anak muda pelari cepat yang tak kenal lelah berlari kesana kemari, Mbape.

Racikan koki Argentina yang mengusung prinsip; hidangkan pertandingan dengan cara pedas!  Membuat para pemain Argentina terus-terusan mencoba menyerang dari segala sisi.  Sayap kanan dan kiri tiada henti menusukkan belati bertubi-tubi.  Apalagi setelah di menit ke-13 Perancis mendapatkan doorprize penalti.  Argentina semakin membabi buta menambahkan chilli dalam permainannya.

Sementara itu, setelah unggul lewat penalti si kecil Griezmann, Perancis justru bermain membosankan.  Hambar.  Seolah-olah skor 1-0 tidak akan berubah sampai akhir laga.  Dalam sesi ini, saya kebanyakan menyumpah dan menenangkan hati untuk tidak pindah channel televisi.  Coba bayangkan, team sekaliber Perancis bertahan sedemikian rupa tanpa berupaya bermain sesuai marwahnya.

Setelah Angel Di Maria menembakkan kanon berkaliber besar ke jala Hugo Lloris, barulah Perancis seperti disengat lebah.  Perlahan-lahan mereka menambahkan anggur perancis yang lezat ke racikan menu serangan.  Di sesi ini saya kehilangan stok sumpah serapah.  Pertandingan menjadi sajian tari klasik lagi!

Apalagi ketika Argentina seakan berada di atas angin.  Gol dari Mercado yang tanpa sengaja membelokkan tendangan Messi seolah sengatan lebah satu batalion bagi pasukan Perancis.  Tanpa ampun mereka menambah variasi tarian para seniman bola mereka.  Hasilnya, gol dari Pavard berhasil mengimbangi keindahan gol Di Maria sebelumnya. 2-2!

Yang terjadi kemudian adalah serangan silih berganti.  Saya sungguh-sungguh menikmatinya dan bahagia.  Mata ini dimanjakan dengan sepenuhnya.  Dan anak muda dari Perancis bernama Mbape membuat semuanya menjadi sempurna!

Lewat set up serangan yang cantiknya melebihi Sophia Latjuba, Mbape membuat penonton di stadion bergemuruh.  Dua kali anak muda ini menaklukkan Franco Armani dengan cara luar biasa.  Saya sampai kehilangan kata-kata di sesi ini.  Sepertinya anak muda ini akan semakin dibandrol tinggi usai Piala Dunia.  Taruhan!

Setelah 2 gol Mbape, Argentina menyerbu habis-habisan tapi nampak sekali keputusasaan di mata mereka.  Serangan demi serangan dibangun.  Bola-bola lambung dilayangkan ke kotak penalti Perancis.  Di sesi ini saya harus menyesali gaya Perancis yang kembali terlihat terlalu percaya diri bahwa merekalah pemenang pertandingan ini.

Aguero menghukum mereka untuk keteledoran ini!  Untunglah bagi Perancis.  Gol Aguero seperti semacam hiburan saja bagi Argentina supaya kiprah mereka tidaklah terlalu memalukan dengan kalah 4-2.  Cukuplah kalah 4-3 saja.

----

Bogor, 1 Juli 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun