Menyaksikan pertandingan sepakbola Piala Dunia 2018 antara Argentina melawan Perancis ibaratnya menyaksikan sebuah tarian klasik yang dimainkan di panggung yang ditata sedemikian artistik. Â Ditambah lagi musik yang mengaduk emosi dipentaskan dengan apik oleh sebuah orkestra yang berapi-api.
Para penonton disuguhkan hidangan yang begitu melezatkan mata dan hati. Â Sekaligus juga fragmen drama yang berganti setiap menitnya. Â Lionel Messi sang dewa sepakbola sepertinya kehilangan kesaktiannya. Â Yang bisa dilakukannya adalah memamerkan berbagai ekspresi. Â Auranya tenggelam oleh seorang anak muda pelari cepat yang tak kenal lelah berlari kesana kemari, Mbape.
Racikan koki Argentina yang mengusung prinsip; hidangkan pertandingan dengan cara pedas! Â Membuat para pemain Argentina terus-terusan mencoba menyerang dari segala sisi. Â Sayap kanan dan kiri tiada henti menusukkan belati bertubi-tubi. Â Apalagi setelah di menit ke-13 Perancis mendapatkan doorprize penalti. Â Argentina semakin membabi buta menambahkan chilli dalam permainannya.
Sementara itu, setelah unggul lewat penalti si kecil Griezmann, Perancis justru bermain membosankan. Â Hambar. Â Seolah-olah skor 1-0 tidak akan berubah sampai akhir laga. Â Dalam sesi ini, saya kebanyakan menyumpah dan menenangkan hati untuk tidak pindah channel televisi. Â Coba bayangkan, team sekaliber Perancis bertahan sedemikian rupa tanpa berupaya bermain sesuai marwahnya.
Setelah Angel Di Maria menembakkan kanon berkaliber besar ke jala Hugo Lloris, barulah Perancis seperti disengat lebah. Â Perlahan-lahan mereka menambahkan anggur perancis yang lezat ke racikan menu serangan. Â Di sesi ini saya kehilangan stok sumpah serapah. Â Pertandingan menjadi sajian tari klasik lagi!
Apalagi ketika Argentina seakan berada di atas angin. Â Gol dari Mercado yang tanpa sengaja membelokkan tendangan Messi seolah sengatan lebah satu batalion bagi pasukan Perancis. Â Tanpa ampun mereka menambah variasi tarian para seniman bola mereka. Â Hasilnya, gol dari Pavard berhasil mengimbangi keindahan gol Di Maria sebelumnya. 2-2!
Yang terjadi kemudian adalah serangan silih berganti. Â Saya sungguh-sungguh menikmatinya dan bahagia. Â Mata ini dimanjakan dengan sepenuhnya. Â Dan anak muda dari Perancis bernama Mbape membuat semuanya menjadi sempurna!
Lewat set up serangan yang cantiknya melebihi Sophia Latjuba, Mbape membuat penonton di stadion bergemuruh. Â Dua kali anak muda ini menaklukkan Franco Armani dengan cara luar biasa. Â Saya sampai kehilangan kata-kata di sesi ini. Â Sepertinya anak muda ini akan semakin dibandrol tinggi usai Piala Dunia. Â Taruhan!
Setelah 2 gol Mbape, Argentina menyerbu habis-habisan tapi nampak sekali keputusasaan di mata mereka. Â Serangan demi serangan dibangun. Â Bola-bola lambung dilayangkan ke kotak penalti Perancis. Â Di sesi ini saya harus menyesali gaya Perancis yang kembali terlihat terlalu percaya diri bahwa merekalah pemenang pertandingan ini.
Aguero menghukum mereka untuk keteledoran ini! Â Untunglah bagi Perancis. Â Gol Aguero seperti semacam hiburan saja bagi Argentina supaya kiprah mereka tidaklah terlalu memalukan dengan kalah 4-2. Â Cukuplah kalah 4-3 saja.
----
Bogor, 1 Juli 2018