"Tunggu! Â Baiklah Bu, kalau memang Ibu sangat membutuhkannya, Ibu boleh bawa Bunga Mata Boneka saya. Â Gratis. Â Saya hanya ingin menolong. Â Saya tidak ingin menjatuhi ibu dengan tangga."
Wanita itu memalingkan wajah. Â Matanya berbinar terang. Â Ada syukur yang dalam di sana. Â Tanpa rikuh lagi dipeluknya erat pemilik bunga.
"Terimakasih...terimakasih."
------
Wanita itu menaiki mobil mewah yang menunggunya di pinggir jalan. Â Dia gagal memaksa pemilik bunga agar menerima uangnya. Â Biarlah. Â Lain kali dia akan memberi imbalan berharga. Â Jika dia masih diberi kesempatan untuk bertemu lagi dengannya.
Mobil mewah itu melaju tergesa-gesa. Â Wanita itu memerintahkan sopirnya agar segera sampai di rumah. Â Suaminya tentu akan sangat bergembira dia berhasil membawa Bunga Mata Boneka yang sangat diperlukannya.
Wanita itu berlari-lari memasuki rumah megah miliknya. Â Menuju ke dapur dan dengan berhati-hati sekali memasukkan Bunga Mata Boneka ke dalam mesin kecil yang bisa mengekstraksi jenis herbal apa saja secara presisi.
Selesai! Â Wanita itu tersenyum lega. Â Mengambil ekstrak bunga langka itu dengan menggunakan pinset. Â Dia tidak ingin sedikitpun terbuang percuma. Â Suaminya sangat membutuhkannya.
-----
Suara pintu mobil membuka lalu menutup menyadarkan wanita itu. Â Dia sempat tertidur sebentar di sofa. Â Suaminya datang! Â Sambil mempersiapkan senyuman yang sangat manis, wanita itu menyambut di pintu. Â Suaminya seorang lelaki gagah yang dari penampilannya jelas terlihat sebagai seorang pejabat tinggi atau pengusaha besar.
"Capek Pa? Â Sini Mama bukakan jasnya. Â Mama sudah mempersiapkan minuman segar yang Papa butuhkan untuk menghilangkan ricuh dan kepenatan."