Dasar pengembangan praktik penciptaan seni dalam pendidikan adalah mendidik anak tentang kreativitas, sedangkan pengembangan terjadi melalui pelatihan menghargai keindahan. Kata "kreatif" menyiratkan unsur ketekunan, kemampuan untuk bertahan hingga solusi sempurna terhadap suatu masalah ditemukan.Â
Salah satu cara untuk melatih kegigihan adalah dengan memiliki keberanian untuk berbicara (mengekspresikan diri). Dalam hal ini terdapat hubungan antara ketekunan, kreativitas, dan ekspresi melalui eksperimen dan eksperimen.Â
Eksperimen sendiri merupakan suatu langkah dalam memahami masalah dan merancang serta menguji ide-ide yang ditemukan. Proses kreatif ini  meningkatkan koordinasi antara otak, rasa, dan keterampilan Anda. Misalnya saja menjaga keseimbangan tubuh, mengendalikan emosi, ketekunan, pantang menyerah saat menghadapi tantangan, konsentrasi saat berusaha mencapai tujuan, dan meningkatkan autosugesti.
Dalam teknologi, prinsip teknis dapat dibagi menjadi tiga prinsip:Â
1. Penggunaan teknik kerajinan dalam penciptaan karya seniÂ
Prinsip pengoperasian teknik produksi dalam bentuk karya terapan, misalnya pembuatan cenderamata, tenun kain, pembuatan tekstil, dan lain-lain. Pembelajaran keahlian berfokus pada keterampilan produksi dan reproduksi yang diukur dengan kecepatan, presisi, dan ekonomis. Jika  produksi dianggap cepat, pengukuran diusulkan berdasarkan kuantitas yang diproduksi  dalam waktu yang ditentukan.Â
Jika dapat menghasilkan sesuatu yang memenuhi atau melampaui spesifikasi standar dalam waktu yang lebih singkat dari waktu yang ditentukan  maka dikatakan cepat. Akurasi berarti ketelitian, atau produksi yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Pengukuran yang diusulkan adalah apakah produk yang sama dapat diproduksi tanpa cacat. Untuk menghindari kesalahan, Anda memerlukan keterampilan dan pengetahuan teknis yang kuat untuk memastikan semua pemikiran dan ide Anda berjalan lancar dan ditransformasikan menjadi karya seni.
2. Penggunaan keterampilan teknis dalam penciptaan karya seniÂ
Proses ini memerlukan keterampilan bakat, kecepatan, ketepatan dan ketangkasan. Untuk pengukuran berdasarkan nilai ekivalen, prinsip kompatibilitas berikut telah diusulkan, misalnya: Suatu evaluasi dianggap memadai apabila produk yang dihasilkan secara kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan permohonan yang diajukan. Di sisi lain, kecepatan dan ketepatan merupakan faktor yang saling dihargai, seperti: Suatu permintaan dianggap benar apabila produk yang bersangkutan dapat diproduksi dalam waktu yang ditentukan. Demikian pula suatu produk dianggap cepat jika permintaan terpenuhi sesuai rencana dan hasil sesuai permintaan.
3. Pemanfaatan teknologi rekayasa dalam penciptaan karya seni