Mohon tunggu...
Millati Husna
Millati Husna Mohon Tunggu... -

Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Visit:http//millatihusna.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Berharap

12 April 2015   12:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:13 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada kata tidak mungkin dalam hidup kita.Semakin dewasa dan semakin bertambah usia, semakin banyak pula kewajiban yang harus dipenuhi. Seberapa banyak kewajiban/tuntutan dan seberapa sulit tuntutan tersebut, pasti ada solusi yang terbaik.

Tidak jarang kita melebel diri sendiri dengan kata-kata “tidak mungkin aku bisa”, padahal belum mencoba. Ketika sudah mencoba dan gagal, maka cenderung percaya bahwa peristiwa-peristiwa buruk yang sedang di alami akan berakhir dalam jangka waktu yang lama, menganggap hal tersebut berasal dari kesalahan diri sendiri, dan merasa tidak berdaya.

Banyak hal dalam kehidupan diluar kontrol diri kita. Tapi kita tak dapat mengambil kendali atasnya, sampai akhirnya kita menyerahkan kepada orang lain atau takdir. Tindakan ini merupakan cara kita dalam memimpin diri kita sendiri. Bagaimana kita berhadapan dengan orang lain, bagaimana kita menyikapi masalah merupaka gerakan kita sendiri. Pilihan ada ditangan kita masing-masing...

Cara berpikir kita terhadap dunia nyata dapat memperkecil atau memperluas kontrol kita terhadapnya. Dengan kata lain pikiran kita dapat mengubah apa yang terjadi. Jika memilih warna hitam, maka pandangan kita akan gelap. Namun, jika kita memilih warna putih, maka pandangan kita akan menjadi terang. Pandanglah apa yang kita inginkan menjadi sesuatu yang mudah dan bisa dicapai. Tanamkan keyakinan tersebut pada memori otak.

Amati diri sendiri, kesalahan apa yang sering kita lakukan?. Atau kebaikan apa yang sudah kita kerjakan?. Kalau merasa kesulitan, bertanyalah kepada teman atau orang terdekat. Mulailah dengan introspeksi diri, dan bangun kembali sudut pandang yang tak sadar sudah kita rusak sendiri. Bila bangunannya sudah hancur lebur, persiapkan material yang dibutuhkan. Kalau bangunanya sudah jadi, tambahilah dengan renovasi yang membuat diri kita dan orang lain menjadi lebih betah dan bahagia.

Instal ulang lagi memori yang sudah kita rusak. . .

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun