Mohon tunggu...
Milisi Nasional
Milisi Nasional Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Tulis

Baca, Tulis, Hitung

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menanti Rekonsiliasi antara Prabowo dan Jokowi

2 Juli 2019   18:52 Diperbarui: 2 Juli 2019   19:19 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: metro.tempo.co

Pasca putusan Mahkamah Konstitusi yang menolak secara keseluruhan dalil gugatan yang diajukan oleh Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, juga penetapan pemenang Pilpres 2019 melalui rapat pleno terbuka KPU pada 30 Juni 2019, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno belum akan melakukan rekonsiliasi. Meski banyak pihak mengharapkan terjadinya sebuah rekonsiliasi antar dua pemimpin yang telah berkompetisi selama Pilpres 2019, sinyal-sinyal terjadinya pertemuan itu belum terlihat sampai saat ini.

Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno mengatakan masih terdapat tanggung jawab moral yang diemban oleh Prabowo Subianto terhadap para pendukungnya.   Menurut Adi, masih terdapat fragmentasi politik yang mengendap paska Pilpres 2019 di tengah masyarakat. "Prabowo ingin menghormati pendukungnya yang sejauh ini masih menganggap pemilu 2019 curang. Jadi, kalau tiba-tiba Prabowo bertemu Jokowi dan memberikan ucapan selamat, pendukungnya akan menganggap hal itu tidak wajar," ujar Adi.  

Kendati momen bertemunya Jokowi dan Prabowo Subianto sangat dinanti, sepertinya publik harus menghela napas lebih panjang lagi, harus lebih bersabar karena pertemuan itu bahkan belum direncanakan dan dipersiapkan sama-sekali. Anggota Dewan Penasihat DPP Gerindra Muhammad Syafi'i mengatakan bahwa dirinya bahkan tidak mengetahui sama sekali konten seperti apa yang akan dibicarakan jika momen pertemuan dan rekonsiliasi Jokowi-Prabowo nanti terwujud. "Konten pertemuan itu seperti apa, saya kira itu masih menjadi sebuah tanda tanya," ujar Syafi'i.

Berandai jika rekonsiliasi itu terwujud, Prabowo Subianto bersama partai Gerinda pun akan tetap konstisten untuk menjadi oposisi pemerintah, memastikan setiap kebijakan yang diambil berjalan secara berimbang. Demi terjaganya iklim demokrasi yang sehat, menurut Syafi'I Gerindra akan tetap mengambil jalan sebagai oposisi di parlemen. "Saya meyakini Gerindra akan tetap pada posisi sebagai oposisi. Oposisi bukan berarti partainya akan menjadi 'musuh', tetapi bisa mendukung kebijakan pemerintah yang benar untuk rakyat sesuai aturan. Dengan begitu, kata dia, proses demokrasi bisa berjalan sesuai dengan prinsip check and balance.

Menjadi oposisi akan memastikan Gerindra dan Prabowo Subianto memainkan fungsi pengawasan terhadap jalannya pemerintahan, juga memastikan setiap kebijkan yang diambil pemerintah bertujuan untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno akan terus berjuang memastikan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sumber:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun