Mohon tunggu...
Milisi Nasional
Milisi Nasional Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Tulis

Baca, Tulis, Hitung

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saksi: Kecurangan adalah Bagian dari Demokrasi

20 Juni 2019   18:12 Diperbarui: 20 Juni 2019   18:29 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: fakta.news


"Kecurangan adalah bagian dari demokrasi" begitu sebuah fakta yang mencengangkan terlontar dari seorang saksi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU). Hairul Anas Suadi, saksi yang membawa sebuah kesaskisan yang mengejutkan mengenai dugaan kecurangan yang dilakukan oleh kubu Jokowi-Maruf. Hairul Anas Suadi sendiri merupakan calon anggota legislatif atau caleg dari Partai Bulan Bintang (PBB), Partai yang mengusung Jokowi-Maruf sebagai Capres-Cawapres. 

Dalam sebuah kesaksiannya Anas Sandi memberikan kesaksian bahwa ada pejabat negara yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo - Maruf Amin mengatakan bahwa kecurangan bagian dari demokrasi.

Pada sebuah kesempatan pelatihan saksi yang diadakan oleh TKN Jokowi - Maruf Amin di Hotel El Royale, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Hairul Anas Suadi hadir di situ dalam kapasitasnya sebagai wakil delegasi yang dikirimkan oleh Partai Bulan Bintang. Dirinya mengaku mendapat sebuah materi dari Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo - Maruf Amin Moeldoko, mengenai  bagaimana cara tim kampanye Jokowi - Maruf Amin membantu memenangkan Pilpres 2019.

Pada materi itu menurut Hairul Anas Suadi ada sebuah pernyataan kontroversial, yaitu "Kecurangan adalah bagian dari demokrasi". "Ditayangan Pak Moeldoko (memberi presentasi), saya yang menerima sebagai caleg ini cukup mengagetkan bahwa disampaikan kecurangan suatu kewajaran, kita dilatih untuk curang, karena (kata Moeldoko) kecurangan bagian dari demokrasi, kami berpersepsi bahwa ini (curang) diizinkan," kata Chairul kepada hakim di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK). Dan hal tersebut terdapat dalam sebuah materi presentasi "Saya mendapatkan materi di dalam pelatihan dua hari itu dimana dalam catatan saya dan ingatan saya juga ada slidenya. Pertama adalah ada satu slide yang mengatakan kecurangan adalah bagian dari demokrasi," ungkapnya.

Tidak hanya berhenti di situ, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang sekaligus merupakan kader PDIP juga mengukapkan pernyataan yang secara tendensius mengarah pada kecurangan, Pak Ganjar bilang, aparatur buat apa netral. Sebaiknya ya bela 01, harus confident," ungkap Hairul Anas Suadi. Menurut Anas, Ganjar memberikan motivasi agar para peserta pelatihan dapat memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Dalam menyampaikan kesaksian tersebut, Hairul Anas Suadi menyampaikannya depan penuh berat hati, sebab akan tidak menyenangkan untuk beberapa pihak. Namun demi kejujuran, juga untuk Pemilu yang bersih, jujur dan adil, Hairul Anas Sandi dengan yakin tetap mengungkapkan kesaksiannya tersebut.

Kecurangan dan netralitas aparatur sipil negara memang menjadi salah satu poin yang dilampirkan oleh kubu Prabowo-Sandi sebagai materi gugatan dalam sidang sengketa hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi. Dengan kesaksian yang dibawa oleh Hairul Anas Sandi titik terang mengena itu mulai terbuka. Kecurangan dan masalah netralitas aparat mulai terungkap, bagaimana praktik-praktik kecurangan tersebut terjadi.

Pertanyaannya mampukah Hakim Mahkamah Konstitusi melihat kesaksian tersebut sebagai fakta, sehingga mereka memiliki argumen yang cukup kuat untuk memutuskan bahwa kecurangan dalam Pilpres 2019 memang terjadi. Kebenaran memang pahit untuk diucapkan, tapi atas nama kebenaran, kejujuran dan keadilan hal tersebut mestilah diucapkan. 

Sebagai publik kita hanya mampu memantau dan mengawasi jalannya persidangan, semoga Hakim dapat membawa keadilan bagi semua pihak, tanpa ada satu pun yang meras dirugikan dengan keputusan tersebut.

Sumber:

1 | 2 | 3 | 4 | 5

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun