Mohon tunggu...
Milham Ihsanuddin
Milham Ihsanuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya seorang yang suka sekali dengan hal baru dan hangat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyap di Tengah Angin

30 Mei 2025   19:24 Diperbarui: 30 Mei 2025   19:24 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga Bagas berbisik lirih, "Saya tahu Bapak tidak percaya saya pantas. Tapi biarkan saya belajar. Negara ini juga milik generasi saya."

Wisnu menatap mata pemuda itu. Dalam hitungan detik, ia melihat bayangan masa lalunya sendiri. Pemuda yang keras kepala, ambisius, tapi penuh semangat.

"Jangan hancurkan negara ini dengan keangkuhanmu," jawab Wisnu. "Jika kau jatuh, kami tidak akan datang menyelamatkan."

"Saya tak butuh diselamatkan," ucap Bagas pelan. "Saya butuh didengarkan."

Mereka kembali diam. Tapi kali ini, dalam diam itu, ada jembatan yang mulai dibangun---meski rapuh, meski tak diakui siapa pun.

Angin malam kembali berhembus. Di markas veteran, Wisnu berdiri sendiri di depan lukisan. Ia tahu, medan tempur telah berubah. Tapi tekadnya tetap sama: menjaga republik.

Dan mungkin, menjaga harapan---bahwa suatu saat nanti, generasi muda akan benar-benar layak dipercaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun