"Maafkan aku ya, mbak Dinar. Jadi ngerjain pagi-pagi. Itu temenku dadakan mau bikin acaranya." Ujar Salsa sambil mencium pipi kiri dan kananku.Â
"Kamu itu loh, kalo bukan sahabat aku yang minta ga akan aku kerjain tuh buketnya." Omelku
"hihihi iya ya mbak, maafin..mau gimana lagi,"ujar Salsa sambil cengengesan.Â
"Mana Arya kok ga masuk dia?" Tanyaku.
"Paling ke depan,mbak. Beli rokok,"
"Oalah bilang sama suamimu kalo istrinya lagi hamil jangan suka ngerokok terus."
"Iya, mbak. Susah tuh mbak dibilangin,"Â
Kami berdua tertawa dan berbincang berbagai hal. Arya dan Salsa menikah satu tahun yang lalu dan saat ini Salsa sedang mengandung anak mereka yang pertama. Arya adalah sahabatku dulu ketika masih duduk di bangku kuliah. Semenjak lulus baru tiga tahun kemarin bertemu kembali dalam satu event yang sama.Â
***
Suara pintu pagar terbuka dan aku menoleh ke arah pintu dan sesosok pria mendekati tempat dudukku. Aku terperanjat kaget dan mengenali sosok yang ada di depanku. Dengan gugup aku membuka sarung tangan karet ku dan menyimpannya diatas meja. Pria itu adalah Donny, dia tersenyum sambil menatapku dan mengulurkan tangannya."Apa kabar, Dinar." Tanyanya.Â
"Oh baik, Don. Kamu apa kabar" aku balik bertanya sambil meraih tangannya. Tangan hangat yang selama tiga tahun ini selalu aku rindukan. Perasaan itu seakan kembali bermunculan.Â