Mohon tunggu...
Mila Trismayanti
Mila Trismayanti Mohon Tunggu... Administrasi - D'mee

Be the best yourself

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kabut yang Menepi

10 Oktober 2019   21:51 Diperbarui: 10 Oktober 2019   22:00 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

Tiga tahun berselang sejak kejadian itu..

Kabut di pagi hari itu seakan menutupi bumi yang membuat penghuninya enggan untuk beranjak dari tempat tidur. Alarm terus berbunyi mengagetkanku dan segera kumatikan. Dengan malas kubuka lebar mataku sambil bangun dan duduk. Kutarik kembali selimut yang masih menutupi sebagian badanku. 'Oh hangatnya' gumamku.

Akhirnya kupaksakan berdiri saat kudengar suara ponsel berdering. Dengan gontai kudekati meja kerjaku dan melihat siapa yang pagi-pagi buta begini menghubungiku. Terpampang nama Arya dalam layarnya dan kemudian kuterima teleponnya. 

"Ada apa, bro? Pagi-pagi begini udah telepon aja, kangen ya sama aku" tanyaku sambil tertawa.

"Waduh udah pagi ini jeng ya ampun, pantesan aja kagak ada laki-laki yang mau sama lu. Males gitu," jawab suara di seberang sambil tertawa. 

"Halaahh banyak omong lu, apaan sih pagi-pagi telepon?" Omelku.

"Bini gue katanya minta dibikinin karangan bunga buat menyambut kedatangan bos barunya. Jam 8 harus udah jadi ye kagak ada tapi tapi lagi."

"Eh gila lu ya ngapa ga dari kemaren sih ngomongnya,"

"Dadakan, Din. Sorry ye gue kerjain. Gue ke tempat lu jam 8 pokoknya. Udah ye bye." Dan seketika suara dari seberang lenyap. Dan aku hanya mampu ngomel-ngomel saja. 

Dengan cepat aku menuju kamar mandi dan bergegas ke toko bunga tempat usahaku. Ku petik beberapa bunga mawar putih dan merangkainya menjadi sebuah buket bunga. Aku tersenyum dengan puas akhirnya bisa membuatnya tepat waktu. Karena tak berapa lama Arya bersama istrinya sudah tiba di depan toko, kulihat Salsa membuka pintu dan masuk ke dalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun