Mohon tunggu...
Mila SeptianHaryati
Mila SeptianHaryati Mohon Tunggu... Penulis - Menulis bukan hanya gerak tangan. Tapi juga gerak pikiran dan hati. Pastikan, pikiranmu terisi Dan hatimu bersih.

Dengan kecerdasan intelektual saya bisa berpikir cerdas untuk mencari solusi di setiap masalah, dengan kecerdasan emosional saya bisa mengarhkan potensi kearah yang lebih baik dan dengan kecerdasan spiritual saya bisa mengaktifkan semua kecerdasan yang sebelumnya tidak saya miliki"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tips dan Trik Bagi Guru PPL pada Hari Pertama Mengajar

11 Agustus 2017   20:23 Diperbarui: 17 Maret 2019   15:49 22513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada tulisan kali ini, saya ingin sharing pengalaman pertama saya ketika melaksanakan kegiatan PPL (Program pengalaman lapangan).

 Ketika melakukan sesuatu hal, sudah semestinya kita megetahui ilmunya, bukan begitu? ya ! maka dari itu, hal-hal yang musti kita lakukan di PPL pun juga harus berdasarkan "ilmu" terutama ilmu-ilmu yang kita peroleh selama "Kuliah" serta sumber belajar lainnya sepeti "buku-buku" mengenai pedagogig (ilmu mendidik) yang pernah kita baca dan pelajari.

 Berbicara mengenai PPL, tidak akan ada habisnya sebab PPL seringkali menjadi hal yang begitu beragam rasa dan cerita dari mahasiswa yang tersebar diberbagai sekolah.

Seringkali, hal yang paling dominan dibicarakan oleh mahasiswa PPL adalah:

 1) sulitnya mengatur siswa ketika didalam kelas

2) siswanya "nakal" "gak bisa diem" alhasil bikin emosi jadinya "sedih" "galau" pengen pindah dari sekolah yang telah ditempatkan. 


Baiklah, mungkin gambaran di atas sedikit alay dan terkesan "dramatis" banget. Tapi saya ingin menjadikan cerita serta pengalaman dari teman-teman yang telah merasakan tersebut sebagai "bahan refleksi", siapa tahu dengan gambaran tersebut saya memiliki sebuah ide mengenai strategi "baru" untuk menjadikan hal yang sering dirasakan oleh mahasiswa PPL menjadi "sedikit teratasi" :)  

Jum'at 11 agustus 2017, pada hari tersebut saya harus menuju kelas XI AKT (akutansi) II. Selalu berusaha menjadikan diri "Berpikir yang baik" "emosi yang dapat seimbang dengan apa yang dipikirkan" dan tentunya harapan baik yang ingin saya "tularkan" ke orang-orang disekitar saya. 

Ketika mamasuki kelas XI AKT II, saya tidak melihat Guru Pamong saya, saya pun harus dengan segera mengambil keputusan untuk "memasuki kelas dan mengajar" tanpa (RPP,SILABUS dan perangkat pembelajaran lainnya, krn hari itu sebenarnya masih tahap observasi. Jadi untuk mengajar belumlah waktunya) namun demikian, Jika tidak mengajar? anak-anak itu tidak belajar dan hanya bermain dan berkeliaran "tidak jelas" diluar kelas.

Pada peristiwa ini, bisa kita perhatikan bahwa tips pertama buat temen-temen sekalian ketika menghadapi kasus demikian adalah :

 Kalian harus menjadi orang yang "berani" mengambill keputusan dengan cepat dan tepat. Ini memang tidak mudah bagi kita sebagai pemula dalam "Mengajar di Sekolah". Jika masih sulit untuk mengambil keputusan ditengah kondisi seperti di atas, maka ada baiknya ketika memutuskan, pikirkan "hal yang terbaik" untuk siswa yang hendak kita ajar.

Diposisi yang seperti ini, kita hanya butuh yakin pada Allah dan diri sendiri, yakin saja bahwa kita "MAMPU".

 Jika bukan kita yang percaya dengan kemampuan kita, maka siapa lagiii???

 Saat itu saya memilih bersikap pro-aktif, karena hari itu hari pertama, maka saya tidak langsung mengajarkan materi kepada siswa, namun dengan kesempatan yang ada saya menggunakan untuk melakukan tahap perkenalan dengan mereka. 

"Kesan pertama menentukan kesan dan perilaku berikutnya". Saat itu, saya berusaha untuk menjadikan diri saya sebagai sosok "BINTANG". bukan "artis" juga bukan "Tokoh Penting" tapi saat itu saya menjadikan diri saya sebagai sebuah "BINTANG" yang memiliki cahaya yang tidak redup. 

"CAHAYA" untuk mereka siswa-siswaku, cahaya tersebut dapat menjadi penerang dalam hati mereka yang gelap. Saya menggunakan sebuah kata yaitu "CAHAYA" karena saya melihat bahwa ketika teman-teman yang mengatakan siswa dalam kelas "nakal" "sulit di atur", maka masalah dari diri siswa yang kita lihat tersebut pada dasarnya menujukan bahwa di dalam diri mereka "siswa-siswa" tersebut tidak mengenal "kebaikan" mereka tengah berada pada kondisi gelap, gelap karena tidak ada yang mampu membuatnya melihat titik terang dari kehidupan yang merek jalani. 

Mereka hanya membutuhkan sebuah "CAHAYA" yang selalu terang dan tidak pernah redup, sungguh jika kita "peka" dan memandang siswa-siswa tersebut sebagai sosok yang hidup dimasa depan, maka kita akan sadar bahwa apa yang kita lakukan di kelas merupakan bagian dari pembentuk apa yang ia lakukan saat mereka "MENJADI".

 Tahap ke dua,  hal yang harus kita lakukan adalah : 

Menjadikan diri kita sebagai sebuah harapan yang sebelumnya tidak pernah mereka miliki dan sempat pikirkan. 

Kita disini harus menjadi sosok harapan bagi mereka dalam menemukan CAHAYA dalam diri mereka sendiri yang selama ini "REDUP". Adapun implementasi dari tahap kedua ini adalah:

Langkah pertama : 

1) perkenalkan diri kita dihadapan mereka 2) jadikan diri mereka "'rileks" bersama kita. usahakan membuat sebuah Yel-yel , agar kita bisa menampilakan kesan menyenangkan dihadapan mereka

 3) instruksikan kepada mereka untuk memperkenalkan diri mereka

 4) Selalu ingatkan kepada mereka untuk "rileks" "tidak perlu takut" 

5) Selain nama, alamat, instruksikan siswa untuk menyebutkan apa "CITA-CITA"nya dalam hidup. Ini point yang sangat penting, karena dengan mengetahui cita-cita hadirnya kita dapat menjadi bagian dalam diri mereka dalam mewujudkan cita-cita tersebut :)

 Ketika siswa telah selesai berkenalan, sayapun menyuruh mereka untuk menuliskan beberapa hal, beberapa hal tersebut antara lain:

 1) Harapan mereka ketika mengikuti mata pelajaran yang saya ajarkan

 2) Cara mengajar serta guru yang seperti apa yang mereka senangi Ini menurut saya sangat menentukan apa yang harus kita lakukan kedepannya.

 Point pertama; ketika kita mengetahui harapan mereka saat mengikuti mata pelajaran yang kita ajarkan, maka kita telah membuat diri kita dapat menyusun rencana dan strategi agar apa yang kita lakukan sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan butuhkan.

 Point kedua; dengan melihat pendapat mereka "cara mengajar dan guru seperti apa yang mereka suka" maka kitapun dapat dengan mudah menarik perhatian mereka dikelas. Pada dasarnya, hal-hal yang dilakukan di atas merupakan beberapa langkah dalam membuat kesan pertama antara diri kita dengan mereka. Jika kita mamapu membuat mereka merasa termotivasi dan senang bila berjumpa dengan kita, maka akan dengan mudah pula kita membawa mereka kedalam materi yang kita ajar. 

Tips ketiga : Jadikan diri menjadi pribadi yang humble,  selalu tersenyum dan tertawa seperlunya. 

Tips keempat : Usahakan untuk mengenal nama-nama siswa dikelas, jika melihat terdapat siswa yang dominan membuat kekacauan dikelas, maka nama tersebutlah yang harus lebih dulu untuk kita hafal. Ini merupakan langkah yang sangat tepat, karena ketika kita mengenali namanya siswa khususnya nama siswa yang cenderung memancing keributan di kelas sudah sepatutnya kenalilah namanya terlebih dahulu, karena dengan begitu,  ia akan mereka "Dikenali" "Diperhatikan". Pesan sang guru: siswa yang nakal atau cenderung membuat keributan di kelas karena adanya pola asuh yang salah ketika mereka berada di lingkungan keluarga. Entah anak tersebut tidak mendapat bimbingan atau perhatian yang lebih dari orang tuanya. Oleh sebab itu, tugas kita adalah memberikan perhatian padanya dengan memulai pada hal-hal sederhana , seperti menghafal namanya.

dan ingat, di awal dan diakhir pembelajaran teman-teman harus selalu mengajak mereka untuk berdo'a. 

Saat itu saya menyuruh salah seorang siswa untuk memimpin do'a kemudian barulah saya bertanya kepada mereka. mengapa harus berdo'a? Ini dilakukan agar anak-anak dapat berpikir dan mengetahui alasan kenapa ia musti melakukan hal tersebut.

Ketika kita melakukan hal-hal tersebut pada dasarnya kita telah menanamkan karkater-karakter "baik" dalam diri mereka :)

 Terakhir ketika selesai mengajar, teteaplah menjaga pikiran agar selalu berpikir positif, serta  jangan lupa istirahat dan banyak minum air putih.

 Yakinlah, jika dijalani dengan hati. Apapun kondisi dan keadaan mu di tempat PPL pada akhirnya akan engkau nikmati. Jika kau sudah menikmati apa yang sedang kamu lakukan, maka kau tidak lagi dikendalikan oleh keadaan, tapi kamulah yang akan mengendalikan keadaan tersebut.

dan ingatlah, dimana tempat kamu berada saat ini adalah dimana Allah inginkan kamu berada.  Banyaklah berdoa agar apapun yang kamu lakukan, dapat menjadi saham (kebaikan) yang terus mengalir pahalanya. 

niatkan karena Allah, maka yang berat akan ringan. Dan yang sulit akan menjadi mudah.😊

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun