Mohon tunggu...
Mila Aulia Miau
Mila Aulia Miau Mohon Tunggu... Mahasiswa - Artikel Lepas Landas

Unity in Diversity

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akankah Perbedaan Interpretasi Yesus (Isa) dan Maria (Maryam) antara Kristen dan Islam Membawa pada Rekonsiliasi Perdamaian?

2 Maret 2022   23:54 Diperbarui: 3 Maret 2022   00:00 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam beberapa kasus teologis, walaupun antara Muslim dan Kristen memiliki perbedaan yang mencolok terhadap persoalan keilahian Yesus, trinitas dan penyaliban Yesus, namun sebenarnya antara kedua agama monoteisme ini juga memiliki sisi kesamaan. Kesamaan pandangan tersebut seperti kepercayaan pada satu Tuhan, serta percaya bahwa Isa dan nabi-nabi lainnya merupakan sosok penting dalam sejarah. Muslim dan Kristen pun sepakat bahwa Maryam atau Maria merupakan figur yang dapat diteladani ketaatannya, keimanannya, cinta, keurahan hati dan kebaikannya. Menariknya, akan ada banyak perbedaan pendapat mengenai siapakah sebenarnya Maria yang melahirkan Yesus, baik dalam ranah antar internal umat Kristen maupun Muslim sendiri.

Berikut penulis akan memapaparkan singkat beberapa perbedaan pendapat aliran agama terkait Maria sebagai manusia tanpa noda (dosa) dan keperawanannya yang abadi. Aliran Katolik Roma mempercayai secara mutlak bahwa Maria dilahirkan tanpa dosa karena akan melahirkan Yesus yang akan menebus dosa seluruh umat. Berbeda dengan aliran Anglikanisme dan Kekristenan Ortodok Timur yang sebagian besar menolak gagasan ini karena Maria tetap memiliki kodrat manusia secara utuh termasuk dosa dan kematian.

Adapun mengenai keperawanan abadi Maria, Katolik Roma menyetujui gagasan ini bahkan sampai setelah melahirkan Yesus karena tidak pernah melakukan hubungan seksual dengan Joseph, suaminya. Sedangkan Protestantisme beranggapan bahwa keperawanan Maria hanya sampai pada kelahiran Yesus, setelah itu melakukan hubungan seksual dengan Joseph dan memiliki putra-putri sebagai saudara Yesus. Beralih pada perspektif Islam terhadap Maryam, terbagi dalam dua kubu.

Pertama, Maryam adalah seorang nabi, berlandaskan argumen bahwa Maryam menerima pesan langsung dari Tuhan, melakukan apa yang diperintahkan Tuhan sampai berhasil melahirkan Isa. Kedua, Maryam bukan seorang Nabi, dikarenakan wanita mustahil menjadi seorang Nabi. Melahirkan seseorang yang bahkan nabi sekalipun tidak dapat memenuhi kualifikasi menjadi nabi.

Terlepas dari berbagai perbedaan sekaligus landasan argumen dari masing-masing aliran, dialog antaragama tetap dibutuhkan untuk --setidaknya-- meminimalisir terjadinya konflik dan ketegangan antara Muslim dan Kristen. Ada banyak sekali jenis dialog antar umat beragama dengan masing-masing intensinya. Sehingga perlu adanya mediator dari pihak Kristen atau Muslim, atau seseorang yang menguasai materi kedua belah piak secara mendalam guna menemukan titik temu perbedaan sekaligus persamaan yang mengarahkan pada rekonsiliasi perdamaian.

Hasil dialog antar Kristen dan Muslim tentang Yesus dan Maria akan tergantung pada konteks spesifik seperti dimana dialog tersebut belangsung atau siapa saja yang terlibat dalam dialog.

Sejauh ini, dialog Muslim-Kristen atas Yesus dan Maria menghasilkan pemahaman utama terhadap beberapa aspek antara lain, beragam peran gender dalam Islam dan Kristen, persamaan dan perbedaan keyakinan tentang Tuhan, kitab suci dan nabi di antara internal dan eksternal setiap agama, serta sebagai role model kebaikan atas keimanan, ketabahan dan kebenaran yang ditunjukkan Yesus dan Maria dalam al-Qur'an dan Alkitab, dimana unsur-unsur kebaikan tersebut memiliki urgensi bagi setiap Muslim dan Kristen.

Reference: Jon Armajani, Interpretations of Jesus and the Virgin Mary in the Qur'an and the Bible

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun