Keterangan ini kan tadinya dibuat untuk menggiring opini publik. Supaya keliatannya Mirna tewas seketika setelah minum kopi. Jadi biar efek sianidanya keliatan sangat hebat kan?
*Patut mencajadi catatan : Sebelum dibawa ke rumah sakit Abdi Waluyo, Mirna sempat dibawa ke klinik. Dokter dari klinik mengatakan taidak ada gejala keracunan.
Dokter di Klinik Sebut Mirna Tidak Keracunan, Ayan, Jantungan atau Stroke
"Kalau keracunan kan pasti muntah-muntah atau batuk-batuk. Maksimal sampai batuk atau muntah darah karena kalau racun itu kan menyerang pembuluh darah," kata Joshua saat ditemui, Jumat (8/1/2016).
Siapa yang salah? Dokter klinik, Â rumah sakit Abdi Waluyo atau ahli dari JPU?
Tapi ternyata... Hoohohohohohoooo...
Para ahli yang sangat hebat mengatakan, bahwa jika sianida dalam bentuk padat diminum atau ditelan, maka efeknya jauh lebih lambat daripada sianida dalam bentuk gas yang dihirup. Dengan kata lain, gas sianida jauh lebih cepat mematikan ketimbang jika diminum.
Jadi sangat tidak mungkin Mirna langsung meninggal seketika. Jika Mirna meminum kopi bersianida, pasti belum meninggal ketika sampai di rumah sakit. Mestinya ada jeda waktu yang sangat berharga bagi nyawa Mirna kalau cepat mendapat pertolongan pertama.
(Saya tidak ingin ikut menyalahkan tindakan Arief, suami Mirna yang menggunakan mobil pribadinya ketimbang menunggu ambulance ketika membawa Mirna ke rumah sakit, karena selain akan menambah duka dan penyesalannya juga akan menambah panjang daftar kesalahan keluarga Mirna.)
Ditambahkan lagi, pada semua literatur yang ada dimana mana (silahkan aja gugling deh), dan keterangan semua ahli yang AMAT SANGAT MEYAKINKAN bahwa kematian yang disebabkan oleh sianida akan membuat kulit berwarna CHERRY RED BUKAN KEBIRUAN.
Keterangan ahli dan paparan pada literatur yang ada ini, benar benar sangat telak telah mematahkan semua tuduhan JPU, keluarga Mirna dan media kepada Jessica.