Mohon tunggu...
Mikail Jaman
Mikail Jaman Mohon Tunggu... Akuntan - IG @MikailJaman Twitter @MikailJaman

Mikail Jaman, Ak, M.Ak, CPA, CA, CPI, BKP, OJK FAPM. Akuntan Publik dan Konsultan di KAP Agus Ubaidillah dan Rekan (TGS Indonesia). Pendiri Konsultanku.co.id sebagai platform konsultasi online pajak, jasa akuntansi perpajakan dan audit. Suka berbagi tips dan informasi soal pajak dan keuangan melalui seminar dan workshop, juga di channel youtube Mikail Jaman TV dan Instagram https://www.instagram.com/mikailjaman dan tulisan di Kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Financial

Merger GoTo, Peluang Investasi dan Sisi Gelapnya

23 Mei 2021   16:32 Diperbarui: 24 Mei 2021   21:05 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merger yang telah dilakukan oleh Gojek dan Tokopedia dan rencana perusahaan untuk go public menjadi salah satu trending topic dari dunia bisnis dan usaha rintisan tanah air. Tujuan merger perusahaan untuk meningkatkan valuasi dari grup perusahaan sebetulnya mempunyai sisi gelap untuk perekonomian.

Untuk perusahaan, merger artinya akan membuat proses bisnis jadi lebih efisien. Merger GoTo secara teori dapat membuat harga produk lebih murah untuk masyarakat. Keuntungan lain untuk perusahaan, dengan merger gojek dan tokopedia akan saling melengkapi dan mudah melakukan cross selling dibawah kendali bersama. 

Merger akan membuat posisi gojek dan tokopedia di pasar menjadi dominan. Tidak heran peristiwa ini dirayakan dengan publikasi mewah. Seperti sebuah panggung pertunjukan dengan cahaya lampu panggung yang terang, bayangan gelap akan selalu ada di baliknya. Dominasi pasar mempunyai kecenderungan mendekati monopoli. Dalam jangka waktu singkat masyarakat diuntungkan dengan harga yang lebih kompetitif (lebih murah). Tunggu hingga pasar sudah dikendalikan oleh perusahaan, maka perusahaan akan bebas menentukan harga (market power). 

Saat itu terjadi  bisa dibilang seperti kiamat untuk masyarakat pengguna, para pelaku sektor transportasi umum swasta dan pedagang sektor retail, komisi dan harga bisa diatur (naik atau turun) sesuai kepentingan perusahaan. Dampaknya produktivitas bisa terganggu dan alih-alih mendukung pertumbuhan perekonomian, ini malah menghambatnya. Konsep ini diperkuat juga oleh penelitian akademisi University of Oregon, merger dan akuisisi menyebabkan meningkatkan rata-rata keuntungan perusahaan antara 15% hingga 50%.

Harap diingat, bahwa tujuan bisnis adalah untuk mencari profit semaksimal mungkin dan memberikan keuntungan maksimal untuk investor, bukan untuk menyenangkan masyarakat.

Bagi investor dan calon investor, model ini akan memberikan potensi keuntungan yang fantastis. Ini contoh penerapan sempurna dari konsep Zero to One nya Peter Thiel yang digunakan oleh para pelaku startup. Bagaimana startup harus menciptakan "monopoli pasar" untuk sukses (seperti kisah sukses alat pencarian internet mbah Google yang kita kenal atau Facebook dengan model bisnis jaringan sosial). 

Jadi pertanyaan apakah potensinya menguntungkan untuk investasi saham GoTo bagi calon investor?

Tentu akan sangat berpotensi menguntungkan untuk investor jika terjadi dominasi mutlak perusahaan di pasar dan zonk kalau yang terjadi sebaliknya.

Jangan lupa Indonesia punya Komisi Pengawas Persaingan Usaha untuk mencegah praktik-praktik monopoli, tapi tentu saja perusahaan sudah dilengkapi dengan lawyer-lawyer  yang sudah mempersiapkan strateginya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun