Bila Anda sering melihat anak-anak, remaja, dan orang dewasa sedang asyik merekam kereta api di tepian rel, ujung peron stasiun, atau mengabadikan perjalanan kereta api, mungkin Anda sedang melihat aktivitas penghobi kereta yang disebut pecinta kereta api. Atau, Anda sedang berhenti di perlintasan kereta api yang tertutup dan ada serombongan orang bersama petugas dari PT Kereta Api Indonesia (KAI), Dinas Perhubungan, dan tak jarang pihak kepolisian sedang melakukan sosialisasi tertib berhenti di perlintasan, kemungkinan mereka berasal dari komunitas pecinta kereta api.Â
Kemudian juga, Anda membuka YouTube, Instagram, TikTok, X, atau media sosial lain dan melihat foto atau video kereta api yang sedang beraksi, kemungkinan besar itu karya dari para pecinta kereta api. Pecinta kereta api di Indonesia sesungguhnya bukan hobi yang baru. Kegiatan ini bila ditelusuri, ternyata sudah memiliki perjalanan panjang di Indonesia. Hanya saja, bila sebelumya hobi ini dipandang sebagai hobi yang aneh, sorotan media dan media sosial yang semakin masif belakangan membuat kiprah mereka semakin terlihat jelas.
Tidak hanya di Indonesia, hobi ini juga sudah memiliki sejarah di seluruh dunia dimana kereta api ada dan beroperasi. Bahkan, tidak lama setelah kereta api komersial pertama beroperasi di Inggris, sudah muncul catatan kiprah para pecinta kereta api.
Laman BBC mencatat, dioperasikannya sistem perkeretaapian pada 27 September 1825 antara Stockton ke Darlington tidak hanya menyita perhatian publik. Di mata seorang anak dari County Durham bernama Jonathan (Ada yang menulis sebagai John) Backhouse yang waktu itu berumur 14 tahun (beberapa media mencatatnya berumur delapan tahun), berkumpulnya ribuan orang menonton perjalanan perdana kereta api adalah pemandangan yang menakjubkan. Kekaguman itu ia tuangkan dalam sepucuk surat yang ia kirimkan pada saudara perempuannya di London, lengkap dengan coretan gambar perjalanan kereta api itu. Lokomotif yang menarik 12 gerbong batubara, kereta penumpang, dan bendera yang menyertainya, menjadi goresan sejarah.
Surat itu, yang setelah melalui perjalanan panjang, diklaim sebagai kiprah perdana pecinta kereta api di dunia. Surat ini bahkan dipamerkan di National Railway Museum di York, Inggris. Hal ini juga menjadi sesuatu yang menarik, dimana kiprah pecinta kereta api yang di sana disebut trainspotter, kemudian juga railway enthusiast, mendapat tempat tersendiri dalam sejarah kereta api.
Apresiasi pada pecinta kereta api tidak hanya terjadi di Inggris, tapi juga di Amerika Serikat. Di negara yang terkenal dengan jaringan kereta api angkutan barang yang super panjang ini, pecinta kereta api juga mendapat tempat khusus. Paling tidak, ada museum yang memberikan tempat untuk kiprah dan karya mereka. Dari pengalaman penulis ketika berkunjung ke California State Railway Museum di Sacramento beberapa tahun lalu, ada ruangan khusus yang memajang karya Beebe dan Clegg, duet pecinta kereta api yang getol memotret kereta api di berbagai penjuru Amerika Serikat.
Bagaimana dengan Indonesia?Â
Sejak kehadiran kereta api komersial pada Agustus 1867 yang dimulai oleh Nederlandsch Indische Spoorweg-Maatschappij (NISM), masyarakat Nusantara sudah memberikan responsnya pada keberadaan moda transportasi ini. Buku "Riwajat Semarang karya" Liem Thian Joe yang diterbitkan pada 1931 menceritakan dengan menarik, apa yang terjadi ketika kereta api penumpang pertama beroperasi. Disebutkan, publik tidak berani naik moda transportasi yang baru itu karena isu mistis tentang apa dan bagaimana kereta api bekerja. Bahkan, rumor semakin santer bahwa mereka yang mula-mula naik kereta api bisa hilang begitu saja karena dimakan penunggu kereta. Yang tak kalah bikin terperangah, disebutkan bahwa kepala sepur (Lokomotif) dijalankan dengan kekuatan setan. Setelah beberapa saat, seiring dengan publik yang terbiasa, barulah orang mau naik kereta api.
Sejauh ini, tidak ada catatan secara khusus kiprah pecinta kereta api di era pra kemerdekaan. Akan tetapi, setelah Indonesia merdeka, mulai muncul beberapa catatan dan karya mereka yang menjadi pengamat kereta sekaligus pecinta kereta api. Banyak sekali foto dan video kereta api era paska kemerdekaan direkam oleh para pecinta kereta api dari mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Beberapa nama yang dikenal oleh pecinta kereta api melalui karya-karya mereka adalah Rob Dickinson, Geoff Plumb, John Raby, Frank Stamford, Nick Lera, dan beberapa nama-nama lain. Di era 1960an, beberapa foto kereta api Indonesia ditangkap oleh kamera dari MVA Krishnamurti, seorang pecinta kereta api yang karya-karyanya kini menjadi koleksi yang berharga akan perkembangan kereta api. Dari sisi preservasi kereta api, adalah Ir. Widoyoko, satu dari beberapa generasi awal railfans pertama di Indonesia, pada tahun 1979 menulis surat pembaca di Koran Sinar Harapan. Dalam suratnya, Ir Widoyoko mengusulkan pada PJKA untuk melestarikan lokomotif listrik Werkspoor. Saat itu lokomotif listrik Werkspoor yang sekarang dikenal sebagai Si Bon-Bon sedang menghadapi masa senja operasinya. Ir. Widoyoko mengusulkan agar lokomotif tersebut digunakan sebagai kereta wisata.
Walaupun tampaknya tanggapan dari PJKA terhadap surat itu belum ada, karena saat itu suara yang muncul baru datang dari Pak Widoyoko pribadi, namun surat pembaca itu menandai tampilnya kiprah para pecinta kereta api, terutama di media massa. Surat itu menunjukkan salah satu wujud kecintaan pada kereta api berupa kepedulian terhadap aset perkeretaapian yang akan punah. Namun, wujud nyata pelestarian lokomotif listrik Werkspoor benar-benar terealisasikan pada awal tahun 2003an.
Pada saat ini, aktivitas pecinta kereta api yang juga dikenal dengan nama railfans, pendemen sepur, hingga plesetan "relpen" sudah banyak ditemui di sekitar jalur kereta api di Jawa dan Sumatra. Bila generasi awal railfans Indonesia mengandalkan mailing list dan forum Semboyan35.com, di era media sosial, persebaran mereka semakin meluas. Bahkan, grup Indonesian Railfans di Facebook memiliki anggota sekitar 62 ribu akun. Di Youtube pun banyak Youtuber kereta yang memiliki subscriber hingga ratusan ribu dengan penonton hingga jutaan setiap bulannya. Kiprah mereka menjadi pencatat sejarah perjalanan kereta api di Indonesia.
Sebenarnya, apa saja yang dilakukan railfans, terutama di Indonesia?Â
Minat para pecinta kereta api ini sangat beragam. Ada yang suka memotret kereta, merekam video kereta, naik kereta api (Jalan-jalan), mendalami sejarah kereta api, hingga menggemari miniatur kereta api. Sayangnya, belum seperti di Inggris dan Amerika, pecinta kereta api di Indonesia belum mendapat tempat khusus dalam pencatatan sejarah oleh pihak berwenang. Kerjasama antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan pecinta kereta api masih sebatas antara perusahaan dan komunitas. Penghargaan pada mereka yang sudah menjadi pencatat sejarah secara pribadi masih belum terlihat.Â
Semoga saja ke depannya, kiprah para pecinta kereta api Indonesia ini semakin positif dan menjadi pendukung perkembangan kereta api di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI